MODERNISASI PERTANIAN: PERUBAHAN SIKAP MENTAL DAN TEKNOLOGI PETANI DI DESA SEMBULUNG KECAMATAN CLURING, KABUPATEN BANYUWANGI
Abstract
Secara geografis Kecamatan Cluring merupakan Kecamatan yang terletak
disebelah selatan dari wilayah Kabupaten Banyuwangi. Kecamatan Cluring
merupakan bagian dari 24 Kecamatan yang ada di dalam Kabupaten Banyuwangi.
Wilayah Kecamatan Cluring ini memiliki ketinggian 71 m hingga mencapai 115 m
dari permukaan laut. Kecamatan Cluring memiliki luas wilayah 67,30 km2 dengan
jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi sejumlah
71.077 jiwa. Kecamatan Cluring terbagi menjadi 9 desa, kesembilan wilayah desa
tersebut antara lain Sembulung, Tampo, Plampangrejo, Kaliploso, Benculuk, Cluring,
Tamanagung, Sraten dan Sarimulyo
Desa Sembulung ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 7.905 jiwa yang
sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai seorang petani sehingga
dapat dikatakan bahwa pertanian merupakan tulang punggung kehidupan di Desa
Sembulung. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian
di Desa Sembulung Kecamatan Cluring ini. Mereka banyak yang menggantungkan
hidupnya dengan berprofesi sebagai petani. Banyaknya penduduk yang berprofesi
sebagai petani menimbulkan perkembangan kemajuan dibidang pertanian itu sendiri.
Majunya penggunaan teknologi-teknologi pertanian, adanya sikap mental yang
dimiliki petani serta semakin handalnya kemampuan dalam mengadopsi inovasi
menyebabkan Desa Sembulung mengalami modernisasi dalam bidang pertanian.
Lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive area, yaitu
dilaksanakan di Desa Sembulung, Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi.
Subjek dalam penelitian ini adalah Petani di Desa Sembulung dengan karakteristik
yaitu: telah menjadi petani kurang lebih selama 5 tahun, memiliki lahan pertanian,
telah berkeluarga, petani yang telah mengalami modernisasi, serta masyarakat Desa
Sembulung yang berprofesi sebagai petani. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumen.
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa di Desa Sembulung telah mengalami
Modernisasi petani. Hal ini dapat dilihat dari alat-alat pertanian yang digunakan yang
semakin modern dan mulai meninggalkan alat-alat pertanian yang sifatnya
tradisional. Sebagai contoh munculnya penggunaan mesin traktor yang awalnya
petani hanya menggunakan tenaga hewan kini mulai tergantikan dengan mesin
traktor.
Adanya sumur-sumur bor ini juga turut mendukung terciptanya modernisasi.
sumur bor ini menunjukkan bahwa di Desa Sembulung telah memiliki sistem irigasi
yang baik. Selain itu pembagian pengairan juga dibantu dan dijaga oleh Jogotirto
sehingga petani tidak perlu berebutan dengan petani lain. Selain dari teknologi yang
digunakan penggunaan pupuk dan obat-obat pertanian juga kian beragam tidak
menggunakan pupuk dan obat-obatan yang berbahan kimia petani kini juga mulai
berorientasi ke pupuk dan obat-obatan yang berbahan organik. Modernisasi tidak
hanya ditunjukkan dengan penggunaan teknologi pertanian modern saja melainkan
juga bagaimana petani mengubah sikap mental menjadi petani yang kritis,
berorientasi pada ke depan dan lebih mengutamakan mutu, dan berorientasi pada
pemanfaatan sumber daya, untuk sikap kritis disini bisa dilihat adanya sistem
tumpang sari artinya petani bisa menanam tanaman lain di sela-sela tanaman
holtikultura tersebut. Berorientasi ke depan contohnya banyak petani sawah yang
menana tanaman buah naga dan jeruk karena tanaman ini dalam satu kali tanam bisa
dipanen hingga beberapa tahun kedepan sedangkan untuk orientasi pada pemanfaatan
sumber daya dapat dilihat bahwa semakin banyak petani yang menyewakan alat
pertaniannya, ini membuktikan bahwa petani telah mampu mngoptimalkan sumber
daya yang ada. Modernisasi di Desa Sembulung juga terjadi pada adopsi inovasi
yang telah dilakukan yaitu dengan menciptakan inovasi-inovasi tertentu. Melaui
modernisasi ini ternyata mampu meningkatkan produktiitas petani yang mana akan
mempengaruhi pendapatan petani juga.