PERANAN KH. HASIM ASY’ARI DALAM PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA TAHUN 1899-1947
Abstract
Latar belakang pemilihan masalah yaitu pada saat KH. Hasyim Asy’ari
berperan dalam pendidikan Islam di Indonesia untuk memperjuangkan bangsa
Indonesia menuju jalan rahmatan lil’alamin. KH. Hasyim Asy’ari. KH. Hasyim
Asy’ari adalah seorang pahlawan nasional, Kyai dari Jawa Timur yang sekaligus
pendiri salah satu organisasi muslim terbesar dalam bingkai Islam berhaluan
Ahlussunah Wal Jamaah di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Pada tahun
1899 M sepulangnya KH. Hasyim Asy’ari dari menimba ilmu di Tanah Suci
beliau membuka pengajian yang dalam waktu singkat banyak di kenal orang.
Walaupun pada waktu itu daerah Tebuireng terkenal sebagai pusat maksiat,
karena kebanyakan penduduknya terbiasa melakukan judi, zina, bahkan
merampok. Hal tersebut yang mendorong KH. Hasyim Asy’ari untuk merintis
membuka lembaga pendidikan pesantren yang hingga saat ini banyak dikenal
dengan sebutan Pondok Pesantren Tebuireng. semakin lama waktu berlangung
semakin besar peranan KH. Hasyim Asy’ari dalam dunia pendidikan Islam.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) proses adaptasi
sistem pendidikan KH. Hasyim Asy’ari dengan sistem pondok pesantren, (2)
orientasi tujuan pendidikan Islam yang diperankan KH. Hasyim Asy’ari, (3)
proses integrasi sistem pendidikan Islam yang diperankan KH. Hasyim Asy’ari,
(4) cara mempertahankan pola sistem pendidikan KH. Hasyim Asy’ari.
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menambah wawasan
dalam mempelajari ilmu sejarah khususnya sejarah pendidikan Islam, sejarah
perjuangan KH. Hasyim Asy’ari dalam mendirikan lembaga pendidikan Islam.
bagi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Jember, dapat memberi informasi dalam rangka pengemban ilmu pengetahuan sebagai salah satu
pelaksana Tri Dharma Perguruan. Peneliti menggunakan pendekatan sosiologi
agama dan sosiologi pendidikan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Fungsionalisme Struktural. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian sejarah yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa, (1) peranan
KH. Hasyim Asy’ari dalam Pendidikan Islam di Indonesia yaitu dalam bentuk
mendirikan Pesantren Tebuireng. Awalnya, di Dusun Tebuireng merupakan
sarang maksiat dan kejahatan di mana terjadi banyak kriminalitas, perampokan,
pencurian bahkan pembunuhan, KH. Hasyim Asy’ari sengaja memilih lokasi
Tebuireng karena orang - orang di sekitar tempat itu sangat jauh dari agama, maka
KH. Hasyim Asy’ari berpikir bahwa dakwah harus menyentuh masyarakat yang
masih jauh dari pesan Islam yaitu dengan mendirikan Pondok Pesantren
Tebuireng, (2) konsep pendidikan Islam menurut KH. Hasyim Asy’ari dapat
dirangkum dalam yaitu, kelebihan ilmu dan ilmuwan, tanggung jawab dan tugas
peserta didik, serta tanggung jawab dan tugas pendidik. (3) peranan pendidikan Islam di bawah pengaruh KH. Hasyim Asy’ari dalam membentuk masyarakat
berwarganegara Indonesia yaitu dalam bentuk Piagam Jakarta yang diwakilkan
oleh putranya KH. Wahid Hasyim.
Saran penulis, para peneliti hendaknya menindaklanjuti hasil penelitian
dengan fokus kajian yang lebih spesifik. Masyarakat dapat menambah wawasan
akan peranan tentang pendidikan Islam KH. Hasyim Asy’ari di Indonesia.
Generasi muda, alangkah baiknya jika generasi muda sekarang meneladani sikap
KH. Hasyim Asy’ari. KH. Hasyim Asy’ari yang memiliki semangat untuk kerja
keras, tekun, pantang menyerah, cermat, teliti, dan setia pada tugas. Hal tersebut
berpengaruh dalam pendidikannya dari masih kecil hingga tumbuh dewasa menjadikan beliau sebagai Kyai yang sangat disegani dan di kenang di Indonesia.