FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERAMPILAN KADER POSYANDU DALAM MENGINTERPRETASIKAN HASIL PENIMBANGAN PADA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
keterampilan kader dalam menginterpretasikan hasil penimbangan pada KMS. Hasil
dari penelitian diharapkan dapat menjadi referensi kajian bagi kader dalam
menginterpretasikan hasil penimbangan pada KMS untuk dapat menjaga status gizi
balita. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah kader Posyandu di Puskesmas
Sukorambi. Penarikan sampel penelitian menggunakan proportional random
sampling, yaitu sebanyak 71 kader. Pengumpulan data menggunakan wawancara
dengan bantuan kuisioner dan memberikan suatu studi kasus pada kader, kemudian
dianalisis menggunakan uji regresi logistik ganda.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan, kader usia dewasa dini yang
terampil (49,30%), kader dengan pendidikan dasar yang terampil (45,07%), masa
kerja kader >3 tahun yang terampil (66,20%), kader yang pernah mengikuti pelatihan
yang terampil (71,83%), kader yang pernah mengikuti pembinaan yang terampil
(74,65%), pengetahuan kader tinggi yang terampil (74,65%), sikap kader positif yang
terampil (70,42%), dan dukungan bidan terhadap kader yang baik yang terampil
(71,83%). Variabel-variabel yang berpengaruh dengan keterampilan kader dalam
menginterpretasikan hasil penimbangan pada KMS adalah usia kader (p= 0,043),
lama menjadi kader (p= 0,046), pengetahuan kader (p= 0,0001) dan sikap kader
(p=0,0001). Variabel yang paling berpengaruh terhadap keterampilan kader adalah
pengetahuan kader (p= 0,0001) dengan Exp(B)= 89,023. Kesimpulannya adalah
faktor usia kader, lama menjadi kader, pengetahuan kader dan sikap kader
berpengaruh terhadap keterampilan kader dalam menginterpretasikan hasil
penimbangan pada KMS. Sedangkan tingkat pendidikan kader, pelatihan, pembinaan
dan dukungan bidan tidak berpengaruh terhadap keterampilan kader dalam
menginterpretasikan hasil penimbangan pada KMS.
Saran yang dapat diberikan yaitu pada bidan sebagai pemegang Posyandu di
wilayah desa tersebut untuk melakukan monitoring atau pendampingan saat mengisi
Kartu Menuju Sehat (KMS), sehingga dapat diketahui apakah kader tersebut benar
atau tidak dalam menginterpretasikan hasil penimbangan pada KMS. Pada petugas
kesehatan, apabila melakukan pembinaan sebaiknya lebih ditekankan pada
pentingnya cara menginterpretasi hasil penimbangan pada Kartu Menuju Sehat
(KMS) dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan. Perlu adanya motivasi seperti dari
Lurah, Kepala Desa, Petugas Kesehatan, Dinas Kesehatan bagi kader untuk
meningkatkan keterampilan kader Posyandu, seperti memberi reward kepada kader
atau diadakan lomba bagi kader Posyandu.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2275]