Reaksi 16 Genotipe dan 4 Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi Syd.)
Abstract
Penelitian untuk mengetahui reaksi 16 genotipe dan 4 varietas kedelai terhadap penyakit karat daun (Phakopsora pachyrhizi Syd.) telah dilaksanakan melalui inokulasi alami pada musim tanam kedelai pada bular. Juni sampai September tahun 1999 di lapangan (Kelurahan Tegal Gede. Kecamatan Sumber Sari, Kabupaten Jember). Indikator yang digunakan untuk menilai reaksi genotype / varietas kedelai terhadap penyakit karat daun ialah intensitas penyakit, laju infeksi, sistem penilaian International Working Group on Soybean Rust (IWGSR) dan masa inkubasi penyakit karat daun kedelai. Masa inkubasi penyakit karat daun kedelai diuji secara inokulasi buatan di laboratorium. Berdasarkan kriteria intensitas penyakit, laju infeksi, dan sistem penilaian IWGSR dari 16 genotipe dan 4 varietas kedelai yang diuji diperoleh satu varietas (Muria) dikatagorikan tahan, varietas Davros. Tampomas dan semua genotipe dikatagorikan agak tahan, serta satu varietas (Ringgit) tergolong agak rentan. Masa inkubasi penyakit karat daun pada varietas tahan maupun varietas / genotipe agak tahan menunjukkan keconderungan lebih lama dibandingkan pada varietas agak rentan. Namun terbatas pada penehtian ini, dengan kriteria masa inkubasi penyakit karat daun saja belum dapat digunakan sebagai salah satu kriteria untuk menggolongkan ketahanan genotipe/varietas kedelai terhadap penyakit karat daun.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]