Show simple item record

dc.contributor.advisorSukatman
dc.contributor.advisorFuroidatul Husniah
dc.contributor.authorPrima Fajardiokta
dc.contributor.authorSukatman
dc.contributor.authorFuroidatul Husniah
dc.date.accessioned2016-11-07T07:02:13Z
dc.date.available2016-11-07T07:02:13Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/77422
dc.description.abstractPendidikan dan kebudayaan dapat berjalan beriringan. Pendidkan bersifat reflektif terhadap kebudayaan yakni mencerminkan nilai-nilai kebudayaan yang berlaku sekarang atau pada saat tertentu. Salah satu cara pewarisan nilai-nilai budaya secara lisan dalam masyarakat disebut dengan tradisi lisan atau folklor. Folklor dapat berkembang diantaranya dalam bentuk mitos dan cerita rakyat. Mitos yang berkembang di Kecamatan Pesanggaran diduga terdapat nilai pendidikan yang kemudian dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran apresiasi sastra di SMA berbasis pendidikan karakter. Tujuan dalam penelitian ini ialah mendeskripsikan bentuk kesastraan mitos, nilai pendidikan karakter, fungsi mitos, pemanfaatan cerita mitos Gunung Tumpang Pitu Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi sebagai bahan ajar apresiasi sastra di SMA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan bentuk kesastraan mitos Gunung Tumpang Pitu berupa sastra lisan. Nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam mitos Gunung Tumpang Pitu adalah percaya terhadap keberadaan Tuhan dengan cara memiliki agama yang Esa, jujur dengan cara tidak mengambil benda yang bukan hak milik, patuh terhadap nasihat leluhur dengan tidak mendahului takdir, percaya diri dengan cara mengingat bahwa tuhan selalu berada pada hati setiap manusia, pantang menyerah unutk mewujudkan keinginan dalam usaha menyejahterakan rakyat, dan rasa ingin tahu dengan cara bertapa untuk memeroleh petunjuk Tuhan, tanggung jawab dalam menjaga Gunung Tumpang Pitu dengan menanam tumbuh-tumbuhan, melestarikan lingkungan dengan menanam tumbuhan yang bermanfaat, dan upaya menjaga kekayaan bangsa dan negara dari tangan penjajah. Cerita mitos Gunung Tumpang Pitu oleh masyarakat dimaknai sebagai sarana meningkatkan pemahaman manusia terhadap keberadaan Tuhan yang tercermin dalam tujuh sifat dasar manusia, mitos memberi rasa aman kepada manusia karena Gunung Tumpang Pitu sebagai benteng dari laut selatan tidak dapat dijamah sembarangan, dan sebagai sarana pendidikan untuk generasi muda terhadap hakikat kehidupan manusia serta kesadaran melestarikan alam.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUNEJen_US
dc.subjectnilai, pendidikan karakter, mitosen_US
dc.titleNilai Pendidikan Karakter dalam Mitos Gunung Tumpang Pitu dan Pemanfaatannya sebagai Alternatif Materi Ajar Sastra di SMAen_US
dc.typeStudent Paperen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • SRA-Education [1352]
    Koleksi Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa S1 Bidang Pendidikan (FKIP)

Show simple item record