Show simple item record

dc.contributor.authorSukatman
dc.contributor.authorAstutik, Sri
dc.contributor.authorSugiarti, Titik
dc.contributor.authorSumarjono
dc.date.accessioned2016-11-07T04:55:33Z
dc.date.available2016-11-07T04:55:33Z
dc.date.issued2016-11-07
dc.identifier.isbn978-602-9682311
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/77403
dc.description.abstractPerbaikan proses belajar dan hasilnya memerlukan aktivitas yang berkelanjutan. Kondisi dan berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar perlu dicermati dan diwujudkan secara bertahap dalam proses pembelajaran. Cara jalan pintas biasanya tidak memperbaiki pendidikan secara utuh. Penyebab kegagalan belajar tersebut, perlu diatasi bukan dalam rangka meningkatkan nilai ujian semata, tetapi pada jangkauan yang lebih makro, yakni kualitas pendidikan Indonesia secara utuh. Etos kerja penting dalam dunia kerja dan belajar. Semangat belajar yang sejalan dengan etos kerja yang dimaksud berupa: (a) persepsi bahwa belajar adalah kebutuhan hidup untuk menata masa depan, (b) dengan belajar keras, wawasan akan luas dan mendukung dalam meraih cita-cita, (c) bersikap positip bahwa belajar adalah kebutuhan hidup untuk masa depan. Selain semangat belajar, dukungan moral yang positif dari keluarga, amat berpangaruh terhadap ketenangan belajar siswa. Pemanfaatan multimedia untuk mencari tambahan materi belajar, juga amat menolong siswa dalam memperkaya wawasan keilmuannya. Buku ini dimaksudkan untuk menginformasikan pengetahuan tentang model pembelajaran kreatif. Model ini diharapkan dapat digunakan sebagai cara memecahkan masalah kualitas proses dan hasil belajar pada sejumlah matapelajaran secara kreatif. Pengembangan model pembelajaran kreatif ini diharapkan dapat mendukung pembelajaran yang mampu mengantarkan peserta didik berpikir, bertindak, dan mempertahankan hidup secara kreatif. Hidup abad 21 diperlukan kecakapan berpikir, bertindak, dan menjalani hidup. Pengembangan model pembelajaran kreatif ini diharapkan (a) dapat mendukung pelaksanaan kurikulum secara maksimal, (b) melatih peserta didik berpikir kreatif, dan (c) memicu peserta didik menjalani hidup secara kreatif. Kreativitas adalah sebuah tindakan yang mengarah pada kebaruan dan merealisasikan ide-ide imajinatif ke dalam kegiatan nyata. Sebuah produk dikatakan kreatif apabila (a) berupa karya besar yang asli-tidak meniru orang lain, dan tidak pernah terbayangkan orang lain sebelumnya, (b) merupakan konsep yang besar, (c) menjadi perintis yang memicu orang lain untuk berpikir dan berkarya lebih lanjut. Kreativitas ditandai (a) selalu menciptakan hal baru, (b) memerlukan keuletan dan tanggung jawab, (c) biasanya melahirkan mitos (kisah sukses) dan simbol kebanggaan, (d) menyedot perhatian, dan (e) melahirkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya. Pada model ini sebuah tindakan belajar dikatakan kreatif apabila memenuhi satu indikator atau lebih yaitu kreativitas-aplikatif, kreativitasinovatif, dan kreatifitas sesungguhnya. Model Pembelajaran Kreatif mencakup (a) Metode Bestek- Cermat, (b) Metode Bestek-Cerdas, (c) Metode Bestek-Brilliant, (d) Metode Straight, (e) Metode Smart, (f) Metode Erupt, (g) Metode D-Bil, (h) Metode Brave, (i) Metode Motive, (j) Metode Mime, (k) Metode Probing, (l) Metode Lateks, (m) Metode Sibomber, dan (n) Metode Philosoph. Seperti apapun baiknya model pembelajaran, tidak menjamin sebuah pembelajaran selalu berhasil. Semuanya kembali pada siswa dan guru itu sendiri.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPembelajaran Kreatifen_US
dc.titleModel Pembelajaran Kreatifen_US
dc.typeBooken_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record