Model Pembelajaran Kreatif
Date
2016-11-07Author
Sukatman
Astutik, Sri
Sugiarti, Titik
Sumarjono
Metadata
Show full item recordAbstract
Perbaikan proses belajar dan hasilnya memerlukan
aktivitas yang berkelanjutan. Kondisi dan berbagai faktor
yang mempengaruhi keberhasilan belajar perlu dicermati
dan diwujudkan secara bertahap dalam proses
pembelajaran. Cara jalan pintas biasanya tidak
memperbaiki pendidikan secara utuh. Penyebab kegagalan
belajar tersebut, perlu diatasi bukan dalam rangka
meningkatkan nilai ujian semata, tetapi pada jangkauan
yang lebih makro, yakni kualitas pendidikan Indonesia
secara utuh.
Etos kerja penting dalam dunia kerja dan belajar.
Semangat belajar yang sejalan dengan etos kerja yang
dimaksud berupa: (a) persepsi bahwa belajar adalah
kebutuhan hidup untuk menata masa depan, (b) dengan
belajar keras, wawasan akan luas dan mendukung dalam
meraih cita-cita, (c) bersikap positip bahwa belajar adalah
kebutuhan hidup untuk masa depan. Selain semangat
belajar, dukungan moral yang positif dari keluarga, amat
berpangaruh terhadap ketenangan belajar siswa.
Pemanfaatan multimedia untuk mencari tambahan materi
belajar, juga amat menolong siswa dalam memperkaya
wawasan keilmuannya.
Buku ini dimaksudkan untuk menginformasikan
pengetahuan tentang model pembelajaran kreatif. Model
ini diharapkan dapat digunakan sebagai cara memecahkan
masalah kualitas proses dan hasil belajar pada sejumlah
matapelajaran secara kreatif. Pengembangan model
pembelajaran kreatif ini diharapkan dapat mendukung pembelajaran yang mampu mengantarkan peserta didik
berpikir, bertindak, dan mempertahankan hidup secara
kreatif. Hidup abad 21 diperlukan kecakapan berpikir,
bertindak, dan menjalani hidup. Pengembangan model
pembelajaran kreatif ini diharapkan (a) dapat mendukung
pelaksanaan kurikulum secara maksimal, (b) melatih
peserta didik berpikir kreatif, dan (c) memicu peserta didik
menjalani hidup secara kreatif.
Kreativitas adalah sebuah tindakan yang mengarah
pada kebaruan dan merealisasikan ide-ide imajinatif ke
dalam kegiatan nyata. Sebuah produk dikatakan kreatif
apabila (a) berupa karya besar yang asli-tidak meniru orang
lain, dan tidak pernah terbayangkan orang lain
sebelumnya, (b) merupakan konsep yang besar, (c) menjadi
perintis yang memicu orang lain untuk berpikir dan
berkarya lebih lanjut. Kreativitas ditandai (a) selalu
menciptakan hal baru, (b) memerlukan keuletan dan
tanggung jawab, (c) biasanya melahirkan mitos (kisah
sukses) dan simbol kebanggaan, (d) menyedot perhatian,
dan (e) melahirkan sesuatu yang tidak terpikirkan
sebelumnya.
Pada model ini sebuah tindakan belajar
dikatakan kreatif apabila memenuhi satu indikator
atau lebih yaitu kreativitas-aplikatif, kreativitasinovatif,
dan kreatifitas sesungguhnya. Model
Pembelajaran Kreatif mencakup (a) Metode Bestek-
Cermat, (b) Metode Bestek-Cerdas, (c) Metode
Bestek-Brilliant, (d) Metode Straight, (e) Metode
Smart, (f) Metode Erupt, (g) Metode D-Bil, (h) Metode Brave, (i) Metode Motive, (j) Metode Mime, (k) Metode
Probing, (l) Metode Lateks, (m) Metode Sibomber, dan
(n) Metode Philosoph.
Seperti apapun baiknya model pembelajaran,
tidak menjamin sebuah pembelajaran selalu berhasil.
Semuanya kembali pada siswa dan guru itu sendiri.
Collections
- LSP-Books [911]