Show simple item record

dc.contributor.authorSetiawan, Ikwan
dc.contributor.authorSubaharianto, Andang
dc.date.accessioned2016-09-09T06:37:20Z
dc.date.available2016-09-09T06:37:20Z
dc.date.issued2016-09-09
dc.identifier.isbn978-602-258-382-0
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/77010
dc.description.abstractebagian besar masyarakat, budayawan, seniman, dan peneliti memosisikan gandrung dan kendang kempul sebagai dua kesenian asli Banyuwangi yang merepresentasikan identitas Using. Padahal, kalau kita telisik lagi, dari gandrung saja, bisa ditemukan bermacam warna kultural yang membentuknya sebagai tarian pergaulan. Tidak hanya Bali dan Jawa, tetapi juga −berdasarkan hipotesis Sumono Abdul Hadi (2011)− pengaruh estetika Tionghoa ikut pula menjadikan gerakan gandrung cukup cepat dan dinamis. Demikian pula dengan musik kendang kempul yang mulai populer di era 1980-an. Kita bisa menemukan percampuran musik modern, dangdut, dan musik yang berasal dari pertunjukan gandrung, tetapi tetap diakui sebagai musik khas Banyuwangi (Setiawan, 2007; 2010).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectBUDAYAen_US
dc.subjectHIBRIDITASen_US
dc.subjectPOLITIK KULTURALen_US
dc.subjectMASYARAKAT USINGen_US
dc.titleBUKAN SEKEDAR MENCAMPUR BUDAYA: HIBRIDITAS SEBAGAI POLITIK KULTURAL MASYARAKAT USING DAN TITIK-BALIKNYA DI MASA KINIen_US
dc.typeProsidingen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record