STUDI LAJU KONSUMSI BURUNG BONDOL JAWA (Lonchura leucogastroides Horsfield & Moore) PADA PAKAN YANG DIBERI EKSTRAK NABATI
Abstract
Burung Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides Horsfield & Moore) merupakan salah satu burung pemakan biji yang dikategorikan sebagai hama bagi tanaman padi karena mempunyai kemampuan konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan burung pemakan biji yang lain. Sehingga diperlukan upaya untuk menurunkan tingkat konsumsi dalam upaya untuk meminimalisir dampak kehilangan hasil dari serangan hama burung pada tanaman padi.
Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan diketahui dapat mempengaruhi aktivitas makan hewan. Namun, penelitian yang mengkaji pengaruh ekstrak tumbuhan terhadap aktivitas makan dan respon tubuh burung sedikit dilakukan. Penelitian ini mengkaji pengaruh penambahan beberapa ekstrak tanaman pada pakan terhadap aktivitas makan dan indeks nutrisi burung Bondol Jawa. Beberapa jenis ekstrak yang digunakan, diantaranya: mengkudu (Morinda citrifolia), serai wangi (Cymbopogon nardus), lada (Piper nigrum), sembukan (Paederia scadens), dan kemangi (Ocimum basilicum).
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang yang terdiri atas 2 faktor. Faktor pertama adalah jenis ekstrak yang terdiri atas 5 jenis, yaitu: biji lada, buah mengkudu, daun serai, daun sembukan, dan daun kemangi. Faktor kedua adalah konsentrasi ekstrak yang terdiri atas 4 taraf konsentrasi, yaitu: 0,10 gr/ml, 0,15 gr/ml, 0,20 gr/ml, dan 0,25gr/ml. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah: (1) Jumlah pakan yang dikonsumsi burung, (2) Perubahan bobot tubuh burung, (3) Kemampuan bertahan hidup burung, dan (4) Indeks nutrisi burung. Data yang didapatkan kemudian diolah menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA). Apabila terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji kisaran jarak berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara jenis dan konsentrasi ekstrak terhadap jumlah pakan yang dikonumsi dan perubahan bobot tubuh. Namun terdapat interaksi antara jenis dan konsentrasi ekstrak terhadap laju pertumbuhan, efisiensi konversi makanan yang dimakan, dan efisiensi konversi makanan yang dicerna. Penambahan ekstrak lada pada pakan memberikan jumlah pakan yang dikonsumsi paling sedikit dibandingkan jenis ekstrak lain (19,04 gr). Peningkatan konsentrasi lada pada 0,25 gr/ml menujukkan jumlah pakan yang dikonsumsi sebesar 36,97 gr dan lebih sedikit dibandingkan konsentrasi 0,20 gr/ml (41,61 gr). Terjadi perbedaan respon tubuh burung dalam menerima jenis ekstrak dan konsentrasi yang diberikan pada pakan selama 15 hari pengujian. Peningkatan bobot tubuh burung paling besar tedapat pada penambahan ekstrak mengkudu (0,99 gr). Penurunan bobot tubuh paling besar terdapat pada penambahan ekstrak lada (-1,15 gr). Peningkatan konsentrasi pada masing-masing jenis ekstrak menunjukkan penurunan bobot tubuh yang semakin besar. Indeks nutrisi burung menujukkan hasil bahwa ekstrak lada 0,25 gr/ml memberikan nilai laju konsumsi relatif (0,13 gr/gr bobot/hari) dan laju pertumbuhan relatif (-0,010 gr/gr bobot/hari) paling rendah dibandingkan jenis ekstrak dan konsentrasi lain. Efisiensi konversi makanan yang dimakan dan efisiensi konversi makanan yang dicerna pada ekstrak lada 0,25 gr/ml lebih rendah dibandingkan perlakuan lain, dengan nilai masing-masing sebesar -9,09% dan -11,53%. Sehingga ekstrak lada pada konsentrasi 0,25 % merupakan perlakuan paling baik dalam menurunkan jumlah pakan yang dikonsumsi, bobot tubuh, dan nilai indeks nutrisi burung bondol Jawa.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]