Show simple item record

dc.contributor.authorSukatman, Sukatman
dc.date.accessioned2016-08-31T01:22:52Z
dc.date.available2016-08-31T01:22:52Z
dc.date.issued2016-08-31
dc.identifier.isbn978-602-258-381-3
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76815
dc.description.abstractDisadari bersama bahwa kebudayaan bangsa merupakan identitas nasional yang perlu dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan untuk pembangunan bangsa Indonesia, termasuk tradisi swatantra atau otonomi. Isu tentang otonomi, akhir-akhir ini menjadi topik penting karena ditengarai dapat diberdayakan sebagai solusi konflik separatisme. Tercatat dalam perjalanan sejarah Indonesia, kelompok separatisme seperti: Gerakan Aceh Merdeka, Republik Maluku Selatan, Organisasi Papua Merdeka, dan Kelompok FretIlin, pernah terjadi dan masih menghangatkan suasana politik Indonesia. Walaupun telah disadari bersama tentang pentingnya kebudayaan bagi bangsa, tetapi belum semua kebudayaan mendapat perhatian yang cukup oleh pemerintah, pelaku budaya, dan peneliti budaya. Perhatian yang tidak merata dan pengabaian budaya dapat menimbulkan kecemburuan. Kecemburuan yang terus-menerus akan memicu kegiatan yang kontra produktif bagi pemabangunan bangsa. Kegiatan kontra produktif tersebut misalnya gerakan untuk melepaskan diri dari NKRI yang dikenal sebagai gerakan separistisme.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectDUPLANG KAMAL-PANDAKen_US
dc.subjectMITOSen_US
dc.subjectLEMBAH GUNUNG ARGAPURAen_US
dc.titleMITOS “DUPLANG KAMAL-PANDAK” DI LEMBAH GUNUNG ARGAPURA JAWA TIMURen_US
dc.typeProsidingen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record