dc.description.abstract | Hasil penelitian mendapatkan Gg-PH konsentrasi 3,187 μg/μl dengan derajat
hidrolisis 38%. Aktivitas antioksidan Gg-PH (6 μg) pada uji ABTS adalah 80%,
sedangkan pada uji superoksida pirogalol (30 μg) 30,38%. Protein Gg-PH 30 μg ini
kemudian dipaparkan pada neutrofil. Uji neutrofil menunjukkan Gg-PH
menghasilkan produksi radikal superoksida intra seluler lebih kecil secara bermakna
(p<0,05) dibandingkan GSH dan FMLP baik pada inkubasi 1 maupun 18 jam.
Kelompok inkubasi 18 jam menghasilkan produksi radikal superoksida intra seluler
lebih besar secara bermakna (p<0,05) dibandingkan kelompok inkubasi 1 jam.
Produksi radikal superoksida ekstra seluler pada ketiga kelompok penelitian baik
inkubasi 1 maupun 18 jam tidak memiliki perbedaan bermakna (p>0,05).
Protein biji melinjo terhidrolisis (Gg-PH) mampu meredam produksi radikal
superoksida neutrofil. Terdapat perbedaan yang bermakna antara aktivitas antioksidan
Gg-PH yang diinkubasi 1 jam dan 18 jam. Gg-PH mampu meredam produksi radikal
superoksida neutrofil pada inkubasi selama 1 jam, sedangkan pada inkubasi 18 jam
terjadi stres oksidatif sel karena konsentrasi Gg-PH yang digunakan tidak dapat
meredam radikal superoksida yang terus diproduksi selama 18 jam. Perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang konsentrasi, durasi, jenis Gg-PH yang efektif meredam
produksi radikal superoksida neutrofil. Uji in vivo juga diperlukan untuk
meningkatkan kegunaan protein biji melinjo sebagai antioksidan alami dalam bidang
kedokteran dan neutraceutical. | en_US |