Show simple item record

dc.contributor.authorPUSPITASARI, Irma
dc.date.accessioned2016-08-08T03:34:52Z
dc.date.available2016-08-08T03:34:52Z
dc.date.issued2016-08-08
dc.identifier.nim121910101033
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/75956
dc.description.abstractDalam UU No. 13/1992 tentang perkeretaapian dijelaskan bahwa sistem transportasi perkeretaapian nasional memiliki keunggulan diantaranya massal, ekonomis, hemat energi, aman dan ramah lingkungan. Sistem perkeretaapian nasional tersebut diharapkan dapat menjadi penunjang, pendorong, dan penggerak pembangunan nasional demi peningkatan kesejahteraan rakyat sehingga setiap fasilitas penunjang kereta api dibuat untuk memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi pengguna jasa kereta api. Salah satu faktor kenyamanan bagi pengguna jasa kereta api adalah kursi penumpang. Kursi yang ergonomis akan memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa kelelahan bagi penumpang, jika kursi tidak dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna maka dapat menyebabkan dampak kelelahan yang akhirnya dapat menyebabkan ketidakseimbangan kondisi tubuh. Kereta api ekonomi merupakan salah satu angkutan penumpang yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia karena harganya yang ekonomis dan jangkauannya yang luas. Sebagai salah satu produsen kereta api di Indonesia, PT. INKA (Industri Kereta Api) sudah seharusnya memperhatikan aspek-aspek ergonomis dalam merancang desain kursi penumpang tersebut. Desain kursi penumpang kereta api ekonomi penting untuk ditinjau, karena kursi penumpang yang ada selama ini masih belum memperhatikan aspek ergonomis karena masih banyaknya keluhan dari penumpang kereta api ekonomi. Kursi kereta api ekonomi yang ada selama ini memiliki bentuk yang kaku sehingga kurang mendukung postur tubuh saat duduk, tidak memiliki sandaran tangan dan jarak antar kaki penumpang yang berhadapan terlalu sempit, hanya sekitar 10 cm. Untuk kereta api ekonomi dengan jarak tempuh yang jauh dan memerlukan waktu yang lama, maka diperlukan kursi penumpang kereta api yang ergonomis sesuai dengan antropometri orang Indonesia. Ergonomi dapat diartikan sebagai salah satu disiplin ilmu yang membahas mengenai kegiatan manusia sehari-hari yang berhubungan dengan benda kerja pendukung kegiatan tersebut sehingga mempengaruhi kualitas manusia dari segi fisik maupun mental. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk merancang fasilitas yang lebih ergonomis adalah pendekatan antropometri, yaitu pengukuran dimensi tubuh sehingga dapat diperoleh rancangan kursi penumpang yang sesuai dengan dimensi tubuh manusia/penumpang pada posisi duduk. Pada penelitian ini tahap pertama yang dilakukan adalah mengukur dimensi tubuh 70 responden dimana responden adalah orang Indonesia yang berusia 17 sampai 47 tahun. Data yang diperoleh selanjutnya diolah untuk menghasilkan nilai persentil. Persentil yang digunakan adalah persentil ke-5, ke-50 dan ke-95 karena nilai tersebut untuk mewakili ukuran tubuh manusia ekstrim rendah atau kecil, ratarata dan ekstrim tinggi atau besar. Selanjutnya data tersebut digunakan untuk menentukan parameter yang akan digunakan dalam proses perancangan. Dari hasil pengukuran antropometri mahasiswa Fakultas Teknik menunjukkan bahwa dimensi kursi penumpang kereta api lama belum sesuai dengan dimensi tubuh orang Indonesia/penumpang sehingga perlu dilakukan suatu perancangan ulang kursi penumpang yang sesuai dengan antropometri orang Indonesia dan sesuai denganprinsip ergonomis. Tahap selanjutnya adalah pembagian lembar kuesioner kepada 100 orang pengguna jasa kereta api. Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan tersebut diperoleh parameter teknik dengan persentase masing-masing sebagai berikut: bagian yang tidak sesuai keinginan adalah sandaran punggung (46%), bagian tubuh yang mengalami keluhan adalah leher (40%), posisi ssandaran punggung terlalu tegak (92%) alas duduk dan sandaran punggung terlalu keras (90%), alas duduk terlalu sempit (60%), kursi tidak terlalu rendah (56%), jarak antara kaki penumpang yang berhadapan terlalu sempit (90%), tidak nyaman dengan posisi duduk yang berhadapan (89%), membutuhkan sandaran tangan (79%), membutuhkan sandaran kaki (52%), membutuhkan kantong/tas untuk barang pribadi (67%), dan warna kursi penumpang kereta api ekonomi abu-abu (50%). Dari hasil pengukuran antropometri dan disesuaikan dengan hasil kuesioner maka diperoleh data kursi ideal untuk perancangan kursi penumpang kereta api yang baru yaitu tinggi kursi 390 mm, kedalaman kursi+sandaran 500 mm, lebar kursi satu penumpang 400 mm, tinggi sandaran punggung 840 mm, sudut sandaran punggung 1050 dan 1150, lebar sandaran punggung 430 mm, tinggi sandaran lengan tangan 190mm, panjang sandaran lengan tangan 300 mm, lebar pijakan kaki 42 mm, diberi kantong/tas dari bahan jaring-jaring, ketebalan alas duduk 100 mm, bahan alas duduk busa, warna kursi abu-abu, dan bahan frame/rangka dari stainless steel. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil perancangan ulang desain kursi penumpang kereta api telah sesuai dengan dimensi antropometri dan tingkat ekspektasi penumpang kereta api ekonomi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKursi Penumpang KA ekonomien_US
dc.subjectERGONOMIC FUNCTION DEPLOYMENTen_US
dc.titleMODIFIKASI KURSI PENUMPANG KERETA API EKONOMI YANG ERGONOMIS DENGAN METODE ERGONOMIC FUNCTION DEPLOYMENT (Studi Kasus Pada KA Logawa yang Diproduksi di PT. INKA)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record