MODIFIKASI KURSI PENUMPANG KERETA API EKONOMI YANG ERGONOMIS DENGAN METODE ERGONOMIC FUNCTION DEPLOYMENT (Studi Kasus Pada KA Logawa yang Diproduksi di PT. INKA)
Abstract
Dalam UU No. 13/1992 tentang perkeretaapian dijelaskan bahwa sistem
transportasi perkeretaapian nasional memiliki keunggulan diantaranya massal,
ekonomis, hemat energi, aman dan ramah lingkungan. Sistem perkeretaapian nasional
tersebut diharapkan dapat menjadi penunjang, pendorong, dan penggerak
pembangunan nasional demi peningkatan kesejahteraan rakyat sehingga setiap
fasilitas penunjang kereta api dibuat untuk memberikan kemudahan serta
kenyamanan bagi pengguna jasa kereta api. Salah satu faktor kenyamanan bagi
pengguna jasa kereta api adalah kursi penumpang. Kursi yang ergonomis akan
memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa kelelahan bagi penumpang, jika kursi
tidak dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna maka dapat menyebabkan
dampak kelelahan yang akhirnya dapat menyebabkan ketidakseimbangan kondisi
tubuh.
Kereta api ekonomi merupakan salah satu angkutan penumpang yang sering
digunakan oleh masyarakat Indonesia karena harganya yang ekonomis dan
jangkauannya yang luas. Sebagai salah satu produsen kereta api di Indonesia, PT.
INKA (Industri Kereta Api) sudah seharusnya memperhatikan aspek-aspek
ergonomis dalam merancang desain kursi penumpang tersebut. Desain kursi
penumpang kereta api ekonomi penting untuk ditinjau, karena kursi penumpang yang
ada selama ini masih belum memperhatikan aspek ergonomis karena masih
banyaknya keluhan dari penumpang kereta api ekonomi. Kursi kereta api ekonomi yang ada selama ini memiliki bentuk yang kaku sehingga kurang mendukung postur
tubuh saat duduk, tidak memiliki sandaran tangan dan jarak antar kaki penumpang
yang berhadapan terlalu sempit, hanya sekitar 10 cm. Untuk kereta api ekonomi
dengan jarak tempuh yang jauh dan memerlukan waktu yang lama, maka diperlukan
kursi penumpang kereta api yang ergonomis sesuai dengan antropometri orang
Indonesia.
Ergonomi dapat diartikan sebagai salah satu disiplin ilmu yang membahas
mengenai kegiatan manusia sehari-hari yang berhubungan dengan benda kerja
pendukung kegiatan tersebut sehingga mempengaruhi kualitas manusia dari segi fisik
maupun mental. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk merancang
fasilitas yang lebih ergonomis adalah pendekatan antropometri, yaitu pengukuran
dimensi tubuh sehingga dapat diperoleh rancangan kursi penumpang yang sesuai
dengan dimensi tubuh manusia/penumpang pada posisi duduk.
Pada penelitian ini tahap pertama yang dilakukan adalah mengukur dimensi
tubuh 70 responden dimana responden adalah orang Indonesia yang berusia 17
sampai 47 tahun. Data yang diperoleh selanjutnya diolah untuk menghasilkan nilai
persentil. Persentil yang digunakan adalah persentil ke-5, ke-50 dan ke-95 karena
nilai tersebut untuk mewakili ukuran tubuh manusia ekstrim rendah atau kecil, ratarata
dan ekstrim tinggi atau besar. Selanjutnya data tersebut digunakan untuk
menentukan parameter yang akan digunakan dalam proses perancangan.
Dari hasil pengukuran antropometri mahasiswa Fakultas Teknik menunjukkan
bahwa dimensi kursi penumpang kereta api lama belum sesuai dengan dimensi tubuh
orang Indonesia/penumpang sehingga perlu dilakukan suatu perancangan ulang kursi
penumpang yang sesuai dengan antropometri orang Indonesia dan sesuai denganprinsip ergonomis.
Tahap selanjutnya adalah pembagian lembar kuesioner kepada 100 orang
pengguna jasa kereta api. Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan tersebut diperoleh
parameter teknik dengan persentase masing-masing sebagai berikut: bagian yang
tidak sesuai keinginan adalah sandaran punggung (46%), bagian tubuh yang mengalami keluhan adalah leher (40%), posisi ssandaran punggung terlalu tegak
(92%) alas duduk dan sandaran punggung terlalu keras (90%), alas duduk terlalu
sempit (60%), kursi tidak terlalu rendah (56%), jarak antara kaki penumpang yang
berhadapan terlalu sempit (90%), tidak nyaman dengan posisi duduk yang
berhadapan (89%), membutuhkan sandaran tangan (79%), membutuhkan sandaran
kaki (52%), membutuhkan kantong/tas untuk barang pribadi (67%), dan warna kursi
penumpang kereta api ekonomi abu-abu (50%).
Dari hasil pengukuran antropometri dan disesuaikan dengan hasil kuesioner
maka diperoleh data kursi ideal untuk perancangan kursi penumpang kereta api yang
baru yaitu tinggi kursi 390 mm, kedalaman kursi+sandaran 500 mm, lebar kursi satu
penumpang 400 mm, tinggi sandaran punggung 840 mm, sudut sandaran punggung
1050 dan 1150, lebar sandaran punggung 430 mm, tinggi sandaran lengan tangan
190mm, panjang sandaran lengan tangan 300 mm, lebar pijakan kaki 42 mm, diberi
kantong/tas dari bahan jaring-jaring, ketebalan alas duduk 100 mm, bahan alas duduk
busa, warna kursi abu-abu, dan bahan frame/rangka dari stainless steel. Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil perancangan ulang desain kursi
penumpang kereta api telah sesuai dengan dimensi antropometri dan tingkat ekspektasi penumpang kereta api ekonomi.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]