dc.description.abstract | Saung Angklung Udjo, salah satu pusat pelestarian angklung di Jawa Barat, berkepentingan
untuk menjaga kelestarian keempat jenis bambu (bambu Hitam, bambu Gombong, bambu
Temen, dan bambu Tali) sebagai bahan baku angklung sekaligus menyampaikan informasi
kepada pengunjung untuk mengenal sumber daya tersebut. Interpretasi didefinisikan sebagai
suatu kegiatan atau suatu usaha menciptakan pemahaman serta menunjukkan arti dan
hubungan antara seseorang dengan alam lingkungannya dengan menggunakan obyek yang terdapat dikawasan tersebut dengan menggunakan media ilustratif serta melalui pengalaman
langsung dilapangan (Tilden, 1977; Alderson&Low, 1985; Moscardo, 1998). Langkahlangkah
membuat perencanaan interpretasi menurut Sharpe, 1992 yaitu menuliskan tujuan,
mengumpulkan informasi, menganalisa, memadukan alternatif yang ada, pelaksanaan
program, evaluasi, dan perbaikan. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan tiga
informan dan 50 responden. Interpretasi mengenai bambu merupakan upaya yang dapat
membantu pengunjung untuk lebih mengenal dan memahami bahan baku utama angklung
sehingga mampu menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran dan apresiasi pengunjung
terhadap sumber daya bambu. Penelitian ini bertujuan menyusun rencana interpretasi yang
berbasis konservasi bambu sebagai bahan baku angklung di Saung Angklung Udjo.
Karakteristik bambu, proses pengolahan bambu menjadi alat musik angklung, dan upaya
konservasi yang dapat melibatkan pengunjung dikemas dalam suatu program dan fasilitas
interpretasi berbasis konservasi bambu. | en_US |