APLIKASI REVERSE ENGINEERING DALAM PENGEMBANGAN ALAT PENEKUK (BENDING) MANUAL GUNA MENINGKATKAN ASPEK ERGONOMI
Abstract
Proses penekukan (bending) merupakan proses yang sering dijumpai dalam
dunia manufacturing. Alat penekuk yang digunakan bengkel mekanik skala kecil
sebagian besar menggunakan mekanisme manual. Nilai ergonomi pada alat penekuk
(bending) manual tersebut hampir tidak diperhatikan, walaupun fungsi dan
kegunaannya telah memadai. Untuk itu perlu dilakukan upaya berupa pengembangan
produk dalam meningkatkan aspek ergonomi, agar alat penekuk manual tersebut lebih
aman dan nyaman digunakan. Pengembangan aspek ergonomi alat penekuk manual
melihat dari segi dimensi tubuh (antropometri). Lebih dari itu, dalam merancang
suatu produk harus diperhatikan bahwa rancangan produk tersebut harus mampu
untuk dirakit, diukur, dapat didaur ulang, mempunyai kemampuan untuk
dimanufaktur.
Metode reverse engineering merupakan metode yang akan diterapkan dalam
pengembangan alat penekuk manual tersebut. Reverse engineering adalah sebuah
proses untuk menemukan prinsip–prinsip sistem melalui analisis strukturnya fungsi
operasi dan menganalisis cara kerja alat tersebut secara lebih rinci yang kemudian
digunakan untuk tujuan dalam pemeliharaan atau untuk mencoba membuat perangkat
baru atau padanannya sehingga diperoleh data-data dari suatu sistem. Berdasarkan
data-data tersebut pengembangan dengan menitik beratkan pada peningkatan aspek
ergonomi dapat dilakukan dengan memaksimalkan kenyamanan dan kegunaan alat
terhadap pengguna. Analisis kekuatan rangka alat perlu juga diperhatikan,
perhitungan tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan bantuan software CATIA
V5R14 yaitu untuk mengetahui tegangan yang terjadi pada rangka saat alat penekuk
manual dioperasikan. Untuk mengetahui tingkat resiko cedera pengguna alat penekuk
ix
manual dapat dianalisis dengan data pengukuran antropometri pengguna sasaran
melalui metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) pada software CATIA V5R14.
Dan proses terakhir adalah proses manufaktur pembuatan prototipe alat penekuk
manual tersebut.
Pengolahan data antropometri yang dilakukan berdasarkan 17 jenis
pengukuran antropometri pada 15 orang pengguna alat. Melalui data antropometri
dihasilkan analisis RULA pada pengembangan alat penekuk manual mengalami
perbaikan dari skor final 5 dan 6 yang menunjukkan bahwa sikap kerja berada pada
kondisi yang diperlukan suatu pengecekan atau investigasi dan adanya perubahan
terhadap sikap tubuh atau alat untuk perbaikan sistem kerja, menjadi skor final 3 dan
4 yang menunjukkan bahwa sikap kerja berada diantara range gerakan yang
ditentukan dengan memendekkan panjang handle 17 cm. Dengan material alat
penekuk manual yaitu ST 37, melalui perhitungan komputasi terlihat bahwa tegangan
terbesar yang terjadi masih berada di bawah tegangan ijin dari bahan itu sendiri. Gaya
yang dibutuhkan untuk menekuk pelat pada alat penekuk manual awal dengan
ketebalan antara 0,5 mm sampai 10 mm adalah sebesar 220 N sampai 1800 N,
sedangkan pada pengembangan alat penekuk manual adalah sebesar 310 N sampai
2800 N. Perbandingan tegangan statis yang terjadi pada rangka sebelum
dikembangkan sebesar 1,152x107 N/m2 dan setelah dikembangkan sebesar 4,878x106
N/m2. Jumlah bagian pada alat penekuk manual awal terdiri atas 4 bagian yaitu:
handle, dudukan penekuk, pin, dan tools. Dalam pengembangan jumlah bagian
ditambahkan penggaris busur sebagai pengukur besar derajat penekukan, serta
dilakukan modifikasi pada handle dengan menambah pegangan pada ujung handle
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]