dc.description.abstract | Salah satu tujuan pembelajaran PKn adalah untuk menjadikan siswa mampu
berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup
maupun isu kewarganegaraan di negaranya. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
PKn di atas, maka guru perlu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa
dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya tanpa
meninggalkan aspek afektif yang yang merupakan ciri dari pembelajaran PKn.
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang dilakukan di SDN Glagahwero 01 Panti
Jember, Guru masih kurang meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Kondisi
ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil dokumentasi diperoleh dari soal ulangan
Harian (terlampir). Soal-soal tersebut hanya mengukur aspek kognitif dalam
tingkatan yang paling rendah yaitu pengetahuan/hafalan. Dari hasil selama observasi
terlihat proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah dan
pemberian tugas di buku LKS untuk mengevaluasi siswanya. Sehingga pembelajaran
hanya berlangsung satu arah, guru menyampaikan informasi dan siswa
mendengarkan. Dari pengamatan yang dilakkan peneliti, terdapat 2 siswa atau
10,53% siswa yang termasuk kategori kritis. Berdasarkan hasil wawancara kepada
guru, diperoleh informasi bahwa guru menganggap PKn merupakan mata pelajaran
yang sulit untuk diajarkan, karena sulitnya mencari metode yang tepat sesuai materi
dalam kurikulum. Selain itu guru juga menganggap materi PKn bersifat hafalan,
sehingga untuk memperoleh nilai tuntas waktu ulangan siswa diharuskan hafal materi
tersebut. Pemberdayaan kemampuan berpikir kritis dapat dilakukan oleh guru dengan
pembelajaran menggunakan strategi-strategi pembelajaran
konstruktivistik yaitu
metode
problem solving (Corebima dalam Muhfahroyin, 2009). Penanaman nilainilai
afektif pada siswa melalui penerapan teknik kancing gemerincing. Melalui
teknik ini, Peneliti dapat menanamkan aspek afektif pada siswa berupa tingkatan
responsi dan organisasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui metode
problem solving
dengan teknik kancing gemerincing pokok bahasan globalisasi pada siswa kelas IVA
semester genap SDN Glagahwero 01 Panti Jember Tahun Pelajaran 2011/2012?.
Tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
melalui metode problem solving dengan teknik kancing gemerincing pokok bahasan
globalisasi pada siswa kelas IVA semester genap SDN Glagahwero 01 Panti Jember
Tahun Pelajaran 2011/2012. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu jika guru
menerapkan metode
problem solving dengan teknik kancing gemerincing dalam
pembelajaran pokok bahasan globalisasi pada siswa kelas IVA semester genap SDN
Glagahwero 01 Panti Jember tahun pelajaran 2011/2012 maka kemampuan berpikir
kritis siswa kaan meningkat.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Glagahwero 01 Panti Jember
kelas IV yang berjumlah 19 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif. Desain penelitiannya adalah penelitian
tindakan kelas yang dilakukan sebanyak 2 siklus. Pada siklus I, kemampuan berpikir
kritis siswa secara klasikal mencapai 66,16%. Pada siklus II kemampuan berpikir
kritis siswa secara klasikal mencapai 71,37%. Berdasarkan data dari siklus I dan II
tersebut, telah terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis sebesar 5,21%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
problem
solving dengan kancing gemerincing siswa mengalami peningkatan kemampuan
berpikir kritis. Saran yang diberikan adalah guru Sekolah Dasar hendaknya dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa salah satunya dengan
menggunakan metode problem solving dan teknik kancing gemerincing. | en_US |