Analisa ketahanan pangan di jawa timur
Abstract
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang pemenuhannya tidak dapat
ditunda-tunda. Penyelesaian masalah pangan di berbagai negara menempati
perhatian khusus dalam pembangunan pertanian, dengan tujuan ketahanan pangan
yang mantap. Mantapnya ketahanan pangan (food security) ditunjukkan oleh
kemampuan dalam penyediaan pangan, baik yang berasal dari sumber pangan dari
produk dalam negeri maupun impor. Penyediaan pangan diupayakan untuk
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan menghindari kerawanan pangan
yang mungkin terjadi. Propinsi Jawa Timur memiliki potensi sumber daya alam
yang memadai, oleh karena itu pembangunan di Jawa Timur masih dapat terus
ditingkatkan utamanya untuk pembangunan pertanian tanaman pangan.
Penentuan daerah dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling Method) di Propinsi Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif dan korelasional. Metode analisis yang digunakan adalah Indeks
Ketahanan Pangan Rumah Tangga (Average Household Food Security Indeks)
untuk menguji ketahanan pangan propinsi Jawa Timur, Metode Rata-Rata
Bergerak (Moving Average) untuk menguji kecenderungan ketahanan pangan
propinsi Jawa Timur, dan uji t-student untuk menguji perbedaan konsumsi pangan
antara desa IDT dan non IDT.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ketahanan pangan
propinsi Jawa Timur selama periode tahun 1989-1998 termasuk dalam kategori
sangat tinggi, karena rata-rata indeks ketahanan pangan Jawa Timur tahun
1989-1998 sebesar 88,97. Kecenderungan ketahanan pangan propinsi Jawa Timur
adalah meningkat dan secara statistik krisis ekonomi tidak berpengaruh pada
kabupaten Jember sebagai lumbung pangan, sedangkan pada kabupaten
Bondowoso sebagai kabupaten miskin krisis ekonomi berpengaruh pada masyarakatnya.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]