Studi Komparatif Tingkat Pendapatan dan Strategi Pengembangan Agroindustri Tahu Olah Organik dan Non Organik di Kabupaten Jember
Abstract
Agroindustri sebagai salah satu sub sistem agribisnis memiliki peranan
penting dalam menggerakan perekonomian nasional. Sebagai salah satu subsistem
agribisnis, agroindustri selain meningkatkan nilai tambah juga berperan dalam
menciptakan pasar bagi hasil-hasil pertanian melalui berbagai produk olahannya.
Selain itu, agroindustri juga berfungsi dalam meningkatkan kesempatan kerja dan
mutu hasil produksi pertanian melalui pengolahan serta meningkatkan
pendapatan.
Penelitian ini yang dilakukan di Kabupaten Jember bertujuan untuk
mengetahui (1) kelayakan usaha agroindustri tahu olah organik dan non organik,
(2) perbedaan tingkat pendapatan antara pengusaha agroindustri tahu olah organik
dan non organik, (3) strategi pengembangan agroindustri tahu olah organik dan
non organik, dan (4) faktor-faktor yang mempengrauhi keputusan konsumen
dalam pembelian tahu olah organik dan non organik di Kabupaten Jember.
Penentuan daerah penelitian ini menggunakan purposive method. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, komparatif, korelasional dan
analitik. Terdapat 3 metode pengambilan contoh dalam penelitian ini.
Agroindustri tahu olah organik menggunakan metode total sampling, agroindustri
tahu olah non organik menggunakan metode purposive sampling dan konsumen
tahu olah organik dan tahu olah non organik menggunakan metode convinience
sampling. Responden yang dibutuhkan sebanyak 100 konsumen dengan
perbandingan 30 orang konsumen tahu olah organik dan 70 orang konsumen tahu
olah non organik. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Analisis
data yang digunakan adalah analisis kelayakan finansial, uji-t, FFA, analisis faktor
dan rank spearman.
136
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) usaha agroindustri tahu olah
organik di Kecamatan Patrang layak diusahakan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
NPV yang positif yaitu Rp 20.404.050,00; nilai Net B/C lebih dari 1 yaitu 1,22;
nilai Gross B/C lebih dari 1 yaitu 1,02; nilai IRR yaitu 27,4 % > 15% (suku
bunga), nilai Profitability Ratio (PR) lebih dari 1 yaitu 2,11 dan payback periode
adalah 2,85 tahun. Sedangkan agroindustri tahu olah non organik di Kecamatan
Mumbulsari tidak layak diusahakan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai NPV yang
negatif sebesar Rp 31.205.525,00; nilai Net B/C kurang dari 1 yaitu 0,84; nilai
Gross B/C kurang dari 1 yaitu 0,98; nilai IRR sebesar 10 % < 15% (suku bunga),
nilai Profitability Ratio (PR) kurang dari 1 yaitu -1,45 dan payback periode
adalah 1,3 tahun. (2) agroindustri tahu olah organik memiliki rata-rata
pendapatan yang lebih tinggi dari agroindustri tahu olah non organik. Hal ini
dapat diketahui dari nilai t hitung untuk pendapatan tahu dengan asumsi kedua
varians sama adalah 3,587. Probabilitasnya adalah 0,02 < 0,05 maka H
ditolak,
atau rata-rata pendapatan tahu olah organik dan rata-rata pendapatan tahu olah non
organik adalah berbeda. (3) agroindustri tahu olah organik memiliki peluang yang
baik untuk dikembangkan menuju suatu perubahan ke arah yang positif melalui
peningkatan mutu dan kualitas produk. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Total
Nilai Bobot (TNB) yaitu sebesar 2,91. Agroindustri tahu olah non organik juga
memiliki peluang yang baik untuk dikembangkan menuju suatu perubahan ke arah
yang positif melalui harga produk. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Total Nilai
Bobot (TNB) yaitu sebesar 2,87; dan (4) faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelian tahu olah organik dan non organik terbentuk menjadi 6 faktor yaitu
kualitas, kesehatan, keputusan, ketersedian barang, kebersihan dan ketersediaan
bahan baku. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian
tahu olah organik adalah kualitas, kesehatan, ketersedian barang, kebersihan dan
ketersediaan bahan baku. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap
keputusan pembelian tahu olah non organik adalah kualitas, ketersedian barang
dan ketersediaan bahan baku.
0
137
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]