dc.description.abstract | Laut Indonesia diperkirakan memiliki potensi perikanan 6,1 juta ton per
tahun. Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki pantai terpanjang di dunia,
dengan garis pantai lebih 81.000 km. Dari 67.439 desa di Indonesia, kurang lebih
9.261 desa dikategorikan sebagai desa pesisir dan sebagian besar penduduknya
dalam keadaan miskin. Masyarakat nelayan dalam menghadapi musim paceklik
akan melakukan strategi adaptasi untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga
nelayan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola jaringan nelayan saat
musim paceklik, pola pemasaran dan pola pembiayaan. Penentuan daerah
penelitian dilakukan dengan sengaja pada dusun Payangan Kecamatan Ambulu.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Data primer
diperoleh melalui wawancara dengan nelayan berdasarkan kuisioner, data
sekunder diperoleh dari instansi terkait. Analisis yang digunakan adalah analisis
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pola jaringan nelayan saat
musim paceklik terbagi menjadi tiga, yaitu : jaringan vertikal, jaringan horizontal,
dan jaringan diagonal; (2) Pola pemasaran nelayan perahu eder dan perahu
jukung, sangat menggantungkan sistem penjualan ikan kepada pengamba’; (3)
Pola pembiayaan nelayan dibedakan menjadi dua yaitu ; biaya tetap (biaya yang
harus dipenuhi selama proses aktifitas melaut meliputi solar atau bensi) dan biaya
variable (biaya yang dikeluarkan oleh nelayan untuk memperbaiki alat tangkap
atau membeli alat tangkap baru). Pemerintah perlu membantu modal pengamba’,
agar nelayan tidak terjebak dalam sistim kredit sara’an. | en_US |