dc.description.abstract | Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme. Penyakit ISK terjadi sebanyak 8,1 juta kasus per tahun. Adanya penyakit penyerta mengharuskan kombinasi antibiotik dengan obat lain yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena adanya potensi interaksi yang dapat memicu resistensi. Penggunaan obat dari golongan lain pada ISK untuk meringankan mual, muntah, demam, nyeri, disuria, dan terdesak kencing. Tujuan dari studi retrospektif ini adalah untuk mengetahui potensi terjadinya interaksi obat pada terapi ISK pasien rawat inap di RSD dr. Soebandi, Jember. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui mekanisme dan tingkat keparahan potensi interaksi yang terjadi. Metode yang digunakan adalah retrospektif dengan teknik pengumpulan data secara total sampling dari rekam medis pasien rawat inap selama periode Januari-Desember 2014. Dari 59 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, 25 (42,4%) pasien mengalami interaksi obat yang relevan. Dari 58 kejadian interaksi obat yang relevan, sebanyak 3 (3,8%) kasus interaksi kategori major, 42 (72,4%) kasus interaksi kategori moderate, dan13 (16,5%) kasus interaksi kategori minor. Sebanyak 23 (39,7%) kejadian interaksi farmakodinamik dan 35 (60,3%) kejadian interaksi farmakokinetik. Separuh interaksi farmakokinetik (31%) terjadi pada proses absorpsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya interaksi yang terjadi tidak menimbulkan efek yang fatal. Beberapa efek yang fatal bisa diatasi dengan pengaturan jam atau pemberian obat lain yang tidak menimbulkan interaksi. | en_US |