• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Nursing
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Nursing
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI POLI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PARU JEMBER

    Thumbnail
    View/Open
    -Ana Miftahul Jannah_ cover 123.pdf (1.365Mb)
    Date
    2016-01-29
    Author
    Jannah, Ana Miftahul
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di dunia karena menyebabkan kematian terbesar. Meskipun pengobatan yang efektif sudah tersedia, jumlah kasus tuberkulosis semakin meningkat dan banyak kasus yang tidak berhasil disembuhkan. Menurut WHO, pada tahun 2011 terdapat 8,7 juta orang didiagnosis tuberkulosis dan 1,4 juta meninggal karena tuberkulosis. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi tuberkulosis di Indonesia adalah 0,4 %. Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi kronik dan menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru. Tuberkulosis paru merupakan penyakit yang berdampak bukan hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga pada keadaan psikis (mental) dan sosialnya. Secara fisik, pasien akan mengalami batuk berdahak lama, dapat disertai batuk darah, sesak nafas, penurunan berat badan, berkeringat malam, dan demam meriang. Dampak psikis dan sosial dirasakan pasien akibat adanya stigma terkait tuberkulosis dan perubahan sikap orang di sekitarnya. Dampak akibat tuberkulosis paru dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan dan menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien tuberkulosis paru di poli rawat jalan Rumah Sakit Paru Jember. Desain penelitian menggunakan analitik korelasi pendekatan cross-sectional dengan teknik simple random sampling, yang melibatkan 52 pasien sebagai sampel penelitian. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner karakteristik responden, kuesioner kualitas hidup Short Form 36 (SF 36), kuesioner depresi dari Kessler Psychological Distress Scale (K 10), serta kuesioner dukungan sosial yang diadopsi dan dimodifikasi dari Wantiyah (2010). Analisis data x menggunakan korelasi Pearson product moment, Contingency coefficient, Somers’d, Spearman’s rho, dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien tuberkulosis paru berjenis kelamin laki-laki, dengan rata-rata usia 40,60 tahun dan tingkat pendidikan paling banyak tamat SD. Lebih dari separuh pasien memiliki pekerjaan dengan tingkat pendapatan sebagian besar di bawah UMK Kabupaten Jember (kurang dari Rp. 1.460.000 per bulan). Rata-rata lama pengobatan adalah 3,94 bulan dan sebagian besar pasien tidak memiliki penyakit penyerta kronik. Rata-rata skor depresi adalah 21,21 (tergolong depresi ringan) dan lebih dari separuh pasien memiliki dukungan sosial yang adekuat. Rata-rata skor kualitas hidup pasien adalah 63,85 yang tergolong dalam kategori kualitas hidup yang baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan jenis kelamin, status pekerjaan, pendapatan, dan penyakit penyerta kronik tidak berhubungan secara sinifikan dengan kualitas hidup. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia (p = 0,049), tingkat pendidikan (p = 0,042), lama pengobatan (p = 0,000), depresi (p = 0,000), dan dukungan sosial (p = 0,000) dengan kualitas hidup (p < α, α = 0,05). Analisis multivariat menghasilkan pemodelan multivariat dari kualitas hidup yaitu: g (kualitashidup) = -5,593 + (-0,256) (usia) + 4,999 (lamapengobatan) + 0,073 (depresi) + 4,111 (dukungansosial) Variabel lama pengobatan adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi kualitas hidup dengan nilai OR sebesar 46,829 (p = 0,012). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah variabel lama pengobatan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kualitas hidup pasien tuberkulosis paru. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengobatan yang lebih lama dapat menyebabkan semakin baiknya kualitas hidup pasien. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan ke depannya perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang sifatnya komprehensif dan menyeluruh meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, untuk mencapai kesembuhan yang optimal dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Perawat dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang kepatuhan pengobatan atau terapi kognitif behavior.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/73004
    Collections
    • UT-Faculty of Nursing [1616]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository