INTERFERENSI BAHASA INDONESIA TERHADAP BAHASA JAWA DALAM BERITA POJOK KAMPUNG JTV: SUATU KAJIAN SOSIOLINGUISTIK
Abstract
Pojok Kampung merupakan tayangan berita berbahasa daerah pertama yang
ditayangkan oleh stasiun televisi lokal Jawa Timur, JTV. Bahasa daerah yang
digunakan pada berita Pojok Kampung berupa bahasa Jawa Dialek Surabaya. Meski
demikian masih ditemukan kekurangan pada berita Pojok Kampung, terutama pada
penggunaan bahasa daerah yang masih terpengaruh oleh bahasa Indonesia. Pengaruh
tersebut berupa masuknya unsur-unsur bahasa Indonesia terhadap bahasa Jawa dalam
berita Pojok Kampung (BJPK).
Masuknya unsur-unsur suatu bahasa ke dalam bahasa lain disebut peristiwa
interferensi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk interferensi
bahasa Indonesia terhadap BJPK yang antara lain terjadi pada bidang leksikal dan
bidang gramatikal, serta mendeskripsikan faktor-faktor yang melatarbelakangi
terjadinya interferensi bahasa Indonesia terhadap BJPK.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Tahap pengumpulan data
dalam penelitian ini meliputi observasi langsung/partisipan, wawancara mendalam
(in-depth interview), dan pengumpulan dokumen atau arsip. Tahapan analisis data
pada penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data (display data), dan penarikan
simpulan/verivikasi. Analisis data lanjutan menggunakan metode padan dan metode
agih. Lokasi penelitian di kantor pusat JTV yang beralamat di PT Jawa Pos Media
Televisi, Kompleks Graha Pena Surabaya, Jalan Ahmad Yani No. 88, Surabaya, Jawa
Timur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interferensi bahasa Indonesia terhadap
BJPK terjadi pada bidang leksikal dan bidang gramatikal. Pada bidang leksikal
ditemukan bentuk-bentuk interferensi bahasa Indonesia terhadap BJPK berupa interferensi bentuk tunggal dan interferensi bentuk kompleks. Interferensi bentuk
tunggal bahasa Indonesia terhadap BJPK berupa kata benda (nomina), kata kerja
(verba), kata keterangan (adverbia), dan kata bilangan (numeralia). Dalam penemuan
interferensi bentuk tunggal, ditemukan pula bentuk campur kode bahasa Indonesia
terhadap BJPK. Hal ini terjadi karena ada kemiripan antara interferensi bentuk
tunggal dengan peristiwa campur kode. Bedanya, apabila interferensi dilakukan
secara tidak sengaja, campur kode dilakukan secara sengaja. Interferensi bentuk
kompleks bahasa Indonesia terhadap BJPK berupa: a) interferensi bentuk kompleks
dengan afiks bahasa Indonesia + bentuk dasar bahasa Indonesia; b) interferensi
bentuk kompleks dengan afiks bahasa Jawa + bentuk dasar bahasa Indonesia; dan c)
interferensi bentuk kompleks dengan afiks bahasa Indonesia dan afiks bahasa Jawa +
bentuk dasar bahasa Indonesia.
Pada bidang gramatikal ditemukan bentuk-bentuk interferensi bahasa Indonesia
terhadap BJPK berupa interferensi morfologis dan interferensi sintaksis. Bentuk
interferensi morfologis digolongkan menjadi tiga, yaitu: a) interferensi unsur
pembentuk kata (UPK) bahasa Indonesia terhadap BJPK; b) interferensi pola proses
morfologis bahasa Indonesia terhadap BJPK; dan c) penanggalan afiks bahasa Jawa
karena pengaruh bentuk bahasa Indonesia. Bentuk interferensi sintaksis di antaranya
berupa interferensi pola konstruksi frasa bahasa Indonesia terhadap BJPK dan
interferensi pola kalimat bahasa Indonesia terhadap BJPK.
Interferensi bahasa Indonesia terhadap BJPK terjadi karena beberapa faktor, di
antaranya: 1) kontak bahasa antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa Dialek
Surabaya; 2) kekurangcermatan penulis naskah ketika menulis naskah berita Pojok
Kampung JTV; 3) terbawanya kebiasaan dalam menggunakan bahasa Indonesia; dan
4) tidak cukupnya kosakata bahasa Jawa Dialek Surabaya untuk mewakili konsep
yang ingin disampaikan oleh berita Pojok Kampung JTV.