• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    KESANTUNAN BERBAHASA DALAM INTERAKSI JUAL BELI DI PASAR BABEBO KABUPATEN JEMBER

    Thumbnail
    View/Open
    Dias Ayu Niyasari - 110110201042_Part1.pdf (1.012Mb)
    Date
    2016-01-27
    Author
    Niyasari, Dias Ayu
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Kesantunan berbahasa sangat diperlukan dalam berkomunikasi khususnya dalam interaksi jual beli. Hal itu dilakukan untuk menemukan kesepakatan harga di antara penjual dan pembeli. Tuturan antara penjual dan pembeli di Pasar Babebo Kabupaten Jember sering kali dianggap kurang santun karena kurang ramah, tuturan sangat singkat dan tidak bertele-tele dengan intonasi suara yang keras atau sangat pelan ketika melayani pembeli. Pembeli akan enggan untuk berbelanja di tempat tersebut. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk meneliti kesantunan berbahasa yang digunakan penjual dan pemebeli ketika melakukan interaksi jual beli di Pasar Babebo. Masalah yang dikaji dalam penelian ini ada dua, yakni: (1) wujud kesantunan berbahasa dan (2) strategi kesantun berbahasa dalam interaksi jual beli di Pasar Babebo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk memecahkan dua permasalahan tersebut. Data diperoleh dengan metode simak, metode wawancara, teknik rekam dan catat yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menemukan delapan wujud kesantuanan berbahasa, yakni: (1) kesantunan dalam bertanya; (2) kesantunan dalam menyuruh; (3) kesantunan dalam menyampaikan maksud/informasi; (4) kesantunan dalam memberi komentar; (5) kesantunan dalam menawar; (6) kesantunan dalam menawarkan; (7) kesantunan dalam menolak; dan (8) kesantunan dalam menerima. Kedelapan wujud kesantunan berbahasa tersebut memiliki maksud yang berbeda-beda dalam tuturannya. Kesantunan dalam bertanya digunakan pembeli untuk mencari barang dan bertanya harga barang. Kesantunan dalam menyuruh digunakan oleh penjual untuk mempersilahkan pembeli memilih baju yang diinginkan. Kesantunan dalam menyampaikan maksud/informasi digunakan oleh pembeli untuk memberi tahu barang yang dicari dan digunakan penjual untuk memberitahu kualitas barang yang hendak dibeli pembeli. Kesantunan dalam memberi komentar digunakan pembeli untuk menilai barang dan digunakan penjual untuk memuji barang yang hendak dibeli pembeli. Kesantunan dalam menawar digunakan oleh pembeli untuk mendapatkan barang sesuai dengan harga yang diinginkan. Kesantunan dalam menawarkan digunakan oleh penjual untuk menarik hati pembeli. Kesantunan dalam menolak digunakan penjual dan pembeli untuk menolak harga yang ditawarkan. Kesantunan dalam menerima digunakan oleh penjual dan pembeli untuk menyepakati harga yang telah ditentukan. Dari kedelapan wujud kesantunan berbahasa tersebut ditemukan tuturan penjual dan pembeli yang mengandung ketidaksantunan dan kesantunan. Kesantunan dan ketidaksantunan dalam interaksi jual beli di Pasar Babebo dipengaruhi oleh nosi muka, panjang pendek tuturan, dan hubungan sosial antara penutur dan lawan tutur. Tuturan yang mengancam muka lawan tutur membuat tuturan menjadi tidak santun dan tuturan yang menjaga muka lawan tutur adalah tuturan santun. Tuturan yang panjang dan memberikan informasi lengkap lebih santun dibandingkan dengan tuturan yang singkat. Selain itu, semakin dekat hubungan sosial antara penjual dan pembeli akan semakin kurang santun sebuah tuturan. Semakin jauh hubungan sosial antara penjual dan pembeli maka semakin santun sebuah tuturan. Strategi kesantunan juga digunakan penjual dan pembeli untuk menarik hati lawan tuturnya. Strategi kesantunan yang terdapat dalam interakssi jual beli di pasar babebo yakni: (1) penggunaan sapaan penghormatan; (2) penggunaan tuturan tidak langsung; (3) memperhatikan kesukaan pembeli, dan (4) memberi pujian. Penggunaan sapaan penghormatan digunakan oleh penjual dan pembeli untuk menyapa lawan tuturnya. Sapaan yang digunakan dalam interaksi tersebut di antaranya adalah pak, buk, mas, mbak, dek, sayang, non, bos, lek, dan cong/le. Penggunaan tuturan tidak langsung juga biasa digunakan untuk menolak, memberi komentar, dan menyuruh lawan tutur agar tuturan terlihat santun. Tuturan memperhatikan kesukaan pembeli dan memberikan pujian juga sering dilakukan penjual untuk membuat pembeli senang.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72451
    Collections
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) [2320]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository