dc.description.abstract | Susu sapi memiliki nilai gizi yang tinggi dan dapat digunakan sebagai
pelengkap dari makanan yang dibutuhkan oleh manusia. Propinsi Jawa Timur
memiliki prospek yang baik dalam bidang peternakan. Desa Kandangtepus
Kecamatan Senduro memiliki potensi sapi perah terbesar dibandingkan desa
lainnya dalam menghasilkan susu yang berkualitas. Usaha ternak sapi perah
dihimpun dan dibina oleh KUD Tani Makmur dalam suatu kelompok peternak.
Hal ini yang kemudian mendasari pemikiran peneliti untuk mengkaji.; (1)
dinamika kelompok peternak sapi perah di Desa Kandangtepus Kecamatan
Senduro Kabupaten Lumajang; (2) hubungan antara dinamika kelompok peternak
di Desa Kandangtepus terhadap kualitas produksi susu sapi perah; (3) hubungan
antara dinamika kelompok peternak terhadap pendapatan peternak sapi perah
Desa Kandangtepus; dan (4) hubungan antara kualitas produksi susu terhadap
pendapatan peternak sapi perah Desa Kandangtepus Kecamatan Senduro
Kabupaten Lumajang.
Metode deskriptif, korelasional, digunakan dalam penelitian ini. Metode
pengambilan sampel dilakukan dengan cara Disproportionate Random Sampling.
Data yang digunakan adalah data primer yakni kepada responden dan ditunjang
oleh data tambahan. Alat perhitungan yang digunakan adalah dengan skoring
untuk mengetahui tingkat dinamika kelompok dan dengan analisis Rank Spearman untuk mengetahui korelasi antara dinamika kelompok dengan kualitas
dan pendapatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) dinamika kelompok peternak di
Desa Kandangtepus tergolong sedang, disebabkan 100% anggota kelompok
Glagaharum 1 memiliki dinamika yang dikategorikan sedang dan Glagaharum 3
yakni 83,33% berkategori sedang serta 16,67% berkategori tinggi. Dinamika kelompok tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah anggota tiap kelompok
tetapi karena belum adanya kepercayaan dalam diri anggota dengan KUD dan
pengurus kelompok; (2) tidak terdapat hubungan yang nyata antara dinamika
kelompok peternak Desa Kandangtepus dengan kualitas produksi susu karena
kelompok peternak berada di bawah KUD sehingga gerak kelompok tergantung
dari KUD; (3) tidak terdapat hubungan yang nyata antara dinamika kelompok
peternak Desa Kandangtepus dengan pendapatan peternak karena satu-satunya
pasar hasil susu perah adalah KUD sehingga harga jual ditentukan KUD dan cara
tiap peternak yang berbeda-beda untuk menekan biaya yang peternak keluarkan
seperti halnya biaya obat-obatan, tenaga kerja, dan biaya pakan; (4) tidak terdapat
hubungan yang nyata antara kualitas produksi terhadap pendapatan peternak
kelompok Glagaharum 1 dan Glagaharum 3 karena kualitas produksi susu
cenderung bersifat fluktuatif yakni berubah-ubah secara tidak menentu.
Saran yang dapat diutarakan dari hasil penelitian ini adalah (1) pengurus
kelompok peternak seharusnya mengadakan pertemuan secara rutin dan
terorganisir dengan merealisasikan aspirasi positif; (2) adanya tenaga pendamping
di tiap kelompok dari KUD sebagai pemantau kinerja kelompok dan berusaha
ternak tanpa harus bergantung pada KUD sehingga kelompok peternak mampu
mandiri dalam menjalankan programnya; (3). Kepemilikan sapi perah agar lebih
ditingkatkan dalam skala usaha lebih besar minimal 5 – 7 sapi laktasi dengan didukung oleh KUD dalam jaminan kredit. | en_US |