Show simple item record

dc.contributor.advisorSiswoyo, Tri Agus
dc.contributor.advisorHairrudin
dc.contributor.authorAdeatma, Nurul Wahidah
dc.date.accessioned2016-01-22T01:30:19Z
dc.date.available2016-01-22T01:30:19Z
dc.date.issued2016-01-22
dc.identifier.nim102010101074
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/71905
dc.description.abstractHati adalah organ intestinal terbesar dalam tubuh dengan berat 1,2 - 1,8 kg dan pusat metabolisme dengan fungsi yang sangat komplek, diantaranya hati berperan untuk aktivitas sintesis, katabolik dan detoksifikasi. Berdasarkan perananannya ini, hati berpotensi mengalami kerusakan karena terpapar bahan kimia, toksik, dan bahan lainnya. Salah satu yang menyebabkan kerusakan hati akibat bahan kimia adalah Karbon tetraklorida (CCL4). Karbon tetraklorida digunakan sebagai model induktor terjadinya kerusakan hati akibat radikal bebas yang ditandai dengan peningkatan kadar SGOT dan SGPT. Dalam proses perlindungan hati yang disebabkan oleh radikal bebas diperlukan suatu proteksi berupa antioksidan. Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan secara in vitro adalah Biji Melinjo (Gnetum gnemon L.). Pengembangan teknologi atau inovasi dalam meningkatkan aktifitas dari protein biji melinjo melalui rekayasa atau hidrolisis protein secara kimia, fisik, dan biologi (enzimatik). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek protein Gg-AOP biji melinjo (Gnetum gnemon L.) terhidrolisis dalam mencegah peningkatan kadar SGOT dan SGPT tikus wistar yang diinduksi CCl4. Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental laboratories. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Post Test Only Control Group Design. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dan sampel yang digunakan adalah tikus wistar jantan, umur 2-3 bulan, berat badan 170-250 gram, dan kondisi fisik sehat. Terdapat enam kelompok perlakuan, yaitu kelompok K diberikan aquades selama 7 hari; kelompok K (-) diberikan aquades selama 7 hari dan diberi CCl4 1,5 ml/kgBB secara peroral pada hari ke-7; kelompok K (+) diberikan Glutathion reduced minimum 99% dosis 10 mg/kgBB selama 7 hari dan diberi CCl4 1,5 ml/kgBb secara peroral pada hari ke- 7; kelompok P1, P2, dan P3 masing-masing diberikan protein Gg-AOP dengan dosis 10, 20, dan 30 mg/kgBB selama 7 hari dan pada hari ke-7 diberikaan CCl4 1,5ml/kgBB. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor tikus dengan total sampel 24 tikus. Sampel darah diambil pada hari ke-8 dan diukur kadar enzim SGOT dan SGPT. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan Kruskal Wallis dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa protein Gg-AOP terhidrolisis mampu mencegah peningkatan kadar SGOT dan SGPT tikus wistar yang diinduksi CCl4. Protein Gg-AOP terhidrolisis dosis 30 mg/kgBB memiliki efek paling kuat dalam mencegah peningkatan kadar SGOT dan SGPT.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectProtein Biji Melinjoen_US
dc.subjectHepatoprotektoren_US
dc.subjectKadar SGOT dan SGPT Tikus Wistaren_US
dc.titleUJI EFEKTIVITAS PROTEIN BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) TERHIDROLISIS SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP RADIKAL BEBAS DALAM MENCEGAH PENINGKATAN KADAR SGOT DAN SGPT TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI CCL4en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record