UJI EFEKTIVITAS PROTEIN BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) TERHIDROLISIS SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP RADIKAL BEBAS DALAM MENCEGAH PENINGKATAN KADAR SGOT DAN SGPT TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI CCL4
Abstract
Hati adalah organ intestinal terbesar dalam tubuh dengan berat 1,2 - 1,8 kg
dan pusat metabolisme dengan fungsi yang sangat komplek, diantaranya hati
berperan untuk aktivitas sintesis, katabolik dan detoksifikasi. Berdasarkan
perananannya ini, hati berpotensi mengalami kerusakan karena terpapar bahan
kimia, toksik, dan bahan lainnya. Salah satu yang menyebabkan kerusakan hati
akibat bahan kimia adalah Karbon tetraklorida (CCL4). Karbon tetraklorida
digunakan sebagai model induktor terjadinya kerusakan hati akibat radikal bebas
yang ditandai dengan peningkatan kadar SGOT dan SGPT. Dalam proses
perlindungan hati yang disebabkan oleh radikal bebas diperlukan suatu proteksi
berupa antioksidan. Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan secara
in vitro adalah Biji Melinjo (Gnetum gnemon L.). Pengembangan teknologi atau
inovasi dalam meningkatkan aktifitas dari protein biji melinjo melalui rekayasa atau
hidrolisis protein secara kimia, fisik, dan biologi (enzimatik).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek protein Gg-AOP biji
melinjo (Gnetum gnemon L.) terhidrolisis dalam mencegah peningkatan kadar
SGOT dan SGPT tikus wistar yang diinduksi CCl4. Jenis penelitian yang digunakan
adalah true experimental laboratories. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
Post Test Only Control Group Design. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara
simple random sampling dan sampel yang digunakan adalah tikus wistar jantan,
umur 2-3 bulan, berat badan 170-250 gram, dan kondisi fisik sehat. Terdapat enam
kelompok perlakuan, yaitu kelompok K diberikan aquades selama 7 hari; kelompok
K (-) diberikan aquades selama 7 hari dan diberi CCl4 1,5 ml/kgBB secara peroral
pada hari ke-7; kelompok K (+) diberikan Glutathion reduced minimum 99% dosis
10 mg/kgBB selama 7 hari dan diberi CCl4 1,5 ml/kgBb secara peroral pada hari ke-
7; kelompok P1, P2, dan P3 masing-masing diberikan protein Gg-AOP dengan
dosis 10, 20, dan 30 mg/kgBB selama 7 hari dan pada hari ke-7 diberikaan CCl4
1,5ml/kgBB. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor tikus dengan total sampel
24 tikus. Sampel darah diambil pada hari ke-8 dan diukur kadar enzim SGOT dan
SGPT. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan Kruskal Wallis dilanjutkan
dengan uji Mann Whitney.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa protein Gg-AOP terhidrolisis
mampu mencegah peningkatan kadar SGOT dan SGPT tikus wistar yang diinduksi
CCl4. Protein Gg-AOP terhidrolisis dosis 30 mg/kgBB memiliki efek paling kuat
dalam mencegah peningkatan kadar SGOT dan SGPT.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]