• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    KEPUTUSAN PEMERINTAH AUSTRALIA MENETAPKAN KONVERSI LANGSUNG MATA UANG DOLAR AUSTRALIA DENGAN RINMINBI CINA

    Thumbnail
    View/Open
    putu ayu wulandari DP.pdf (686.6Kb)
    Date
    2016-01-21
    Author
    DP, PUTU AYU WULANDARI
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Sejak tahun 2008, Australia merupakan produsen utama dari beberapa negara di Asia, termasuk Cina. Jumlah ekspor barang dan jasa Australia ke Cina terus mengalami peningkatan pada tahun 2010. Komoditi utama yang di ekspor ke Cina adalah sumber daya alam mentah seperti batu bara, minyak mentah, emas, dan bijih besi. Sebagai negara industri maju, Australia juga membutuhkan barang dan bahan yang di gunakan untuk mendukung proses industri dalam negerinya, sehingga Australia juga mengimpor barangbarang tersebut dari negara lain, dan sebagian besar barang yang di impor Australia adalah dari Cina. Namun, dalam transaksi perdagangan, kedua negara belum mempunyai mekanisme untuk melakukan konversi langsung antara Dolar Australia dengan Renminbi, sehingga kedua negara menggunakan Dolar AS sebagai alat transaksi. Dengan demikian semua komoditas dihargai dengan mata uang AS. oleh karena itu, Julia Gillard sebagai Perdana Menteri Australia ( 2010-2013) memutuskan untuk menetapkan konversi langsung mata uang Dolar Australia dengan Renminbi Cina. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian tersebut meliputi teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Teknik pengumpulan data adalah studi pustaka (library research) untuk memperoleh data sekunder. Hasil Penelitian menunjukan bahwa alasan mengapa pemerintah Australia menetapkan konversi langsung Dolar Australia, adalah pertama beberapa negara tidak lagi menggunakan Dolar AS sebagai alat transaksi untuk berdagang dengan Cina, dan justru menggunakan Yuan. Kedua, persepsi Julia Gillard terhadap Cina berbeda dengan pemerintah Australia sebelumnya, yang menganggap bahwa Cina sebagai ancaman. Ketiga, melalui kebijakan ini, Gillard berupaya untuk meningkatkan citra Partai Buruh Australia. Keempat, dengan adanya konversi langsung mata uang ini, maka dalam transaksi perdagangan dengan Cina, akan semakin lancar, sehingga akan semakin meningkatkan jumlah ekspor barang dan jasa Australia ke Cina. Selain itu, dengan adanya sistem konversi langsung ini dinilai lebih sederhana, sehingga akan lebih menghemat waktu dan biaya transaksi. Terakhir, pemerintah Australia mempertimbangkan stabilitas nilai tukar Yuan. Stabilitas nilai tukar Dolar Australia terhadap Yuan di sebabkan oleh surplus perdagangan Australia terhadap Cina setiap tahunya, serta sistem “managed exchange rate” yang di tetapkan oleh pemerintah Cina terhadap Dolar AS. Sehingga kebijakan ini juga berdampak pada nilai tukar Dolar australia terhadap Cina, yang tetap stabil.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/71822
    Collections
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences [5612]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository