“MERDEKA DARI SAMPAH” SEBAGAI PRAKTIK SOSIAL DALAM KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT PEDULI SAMPAH
Abstract
Permasalahan mengenai sampah di Kabupaten Banyuwangi merupakan
masalah yang cukup susah untuk dicari jalan keluarnya. Mengingat sampah
merupakan hasil produksi dari aktifitas sehari-hari, jumlahnya dapat meningkat
secara cepat. Hal tersebut mengakibatkan tidak semua sampah dapat terangkut ke
TPA. Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Banyuwangi memiliki
program yang bertujuan untuk mengurangi volume sampah. Program tersebut
merupakan program pemberdayaan “Meredeka dari Sampah” yang mengambil
sasaran ibu-ibu dasawisma di tiap RT untuk melakukan pengolahan sampah.
Kelompok ibu-ibu dasawisma tersebut dijadikan sasaran program dengan alasan
karena pada umumnya peran ibu rumah tangga berada pada sektor domestik yang
cenderung identik dengan sampah dan limbah rumah tangga. Melalui praktik
sosial ibu-ibu dasawisma seperti pengolahan sampah 3R dan menabung sampah,
akan berpengaruh terhadap pengurangan volume sampah di kabupaten
Banyuwangi. Permasalahan yang digali dari penelitian ini adalah bagaimana arus
kehidupan sosial masyarakat di wilayah perkotaan Banyuwangi muncul melalui
praktik sosial dasawisma.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam
menentukan informan penelitian, ditentukan dengan menggunakan metode
Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
teknik Focus Group Discussion (FGD), untuk mengungkapkan pemaknaan dari
suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan
tertentu (Bungin, 2012:131). Teknik FGD ini tidak terlepas dari wawancara
pribadi, maka dari itu metode observasi partisipasi juga digunakan untuk
mengamati peristiwa yang terjadi sehari-hari dan informan dapat mengungkapkan
lebih banyak dalam diskusi mengenai pengalamannya. Analisis teoritik yang
berkaitan dengan penelitian ini ialah dengan adanya konsep community development melalui upaya pemberdayaan, ibu-ibu diarahkan untuk dapat mendiri
dalam mengolah sampah rumah tangga masing-masing, dimana natinya akan
berpengaruh terhadap perubahan lingkungan, budaya serta berpengaruh dari sisi
ekonomi yang dihasilkan dari adanya pengolahan sampah. Konsep bottom up juga
digunakan dalam menganalisa data. Konsep bottom up digunakan untuk
menganalisa strategi dari DKP yang menjadikan ibu-ibu rumah tangga sebagai
sasaran dari keberhasilan visi DKP yaitu “terwujudnya masyarakat Banyuwangi
yang mandiri, bersih, asri, indah dan bercahaya”. Dengan menggunakan konsep
bottom up, akan memunculkan partisipasi dari masyarakat lebih banyak. Sistem
perencanaan harus didesain sesuai dengan respon masyarakat bukan hanya
keterlibatan mereka begitu esensial dalam meraih komitmen, tetapi karena
masyarakatlah yang mampu mempunyai informasi yang relevan yang tidak dapat
dijangkau oleh perencana teknis atasan.