UPAYA REPUBLIK RAKYAT CINA MENJALIN HUBUNGAN DIPLOMATIK DENGAN AMERIKA SERIKAT PADA MASA PERANG DINGIN
Abstract
Perang Dingin merupakan suatu peristiwa yang begitu penting bagi wajah
dunia di mana negara-negara terpisah ke dalam blok, yaitu Blok Barat dan Blok
Timur. Pada masa Perang Dingin tersebut Republik Rakyat Cina merupakan negara
yang menjadi bagian dari Blok Timur yang berideologi komunis. Tetapi kemudian
Republik Rakyat Cina justru berupaya untuk menjalin hubungan diplomatik dengan
Amerika Serikat yang merupakan pemimpin Blok Barat yang berideologi liberal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika dunia berada dalam situasi Perang
Dingin, tidaklah mudah bagi Republik Rakyat Cina yang merupakan bagian dari Blok
Timur untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat sebagai
pemimpin dari Blok Barat. Republik Rakyat Cina pun menggunakan kesempatan
dalam Kejuaraan Ping-Pong dunia ke-31 di Nagoya, Jepang, pada tahun 1971 untuk
menjalin hubungan dengan Amerika Serikat. Republik Rakyat Cina menggunakan
permainan ping-pong sebagai awal dari upaya diplomasi dan pada akhirnya berhasil
menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Amerika Serikat pada tahun 1979.
“Diplomasi Ping-Pong” pun telah menjadi awal upaya Republik Rakyat Cina dalam
menjalin hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat pada masa Perang Dingin.
Ketika memutuskan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Amerika
Serikat, Republik Rakyat Cina memiliki berbagai pertimbangan yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor tertentu. Terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang menjadi
pertimbangan bagi Republik Rakyat Cina untuk menjalin hubungan diplomatik
dengan Amerika Serikat tersebut. Faktor internal antara lain adalah karena kondisi
politik domestik yaitu kekuasaan Mao Zedong yang semakin kuat dan kondisi
ekonomi yang berarti bahwa perekonomian Republik Rakyat Cina yang memburuk
serta terdapat dinamika dalam Partai Komunis Cina (PKC) karena adanya pergeseran
ideologis pada masa kepemimpinan setelah Mao Zedong. Kemudian faktor eksternal
yang menjadi pertimbangan adalah karena adanya konflik antara Republik Rakyat
Cina dan Uni Soviet serta pergeseran sikap Nikita Kruschev terhadap negara-negara
Barat, kemudian Republik Rakyat Cina tidak diakui Amerika Serikat dalam
organisasi internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta adanya pergantian
Presiden Amerika Serikat.