dc.description.abstract | Tomat (Lycopersico esculentum Mill.) adalah salah satu komoditas
pertanian yang sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan
mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat
mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah tomat merupakan
komoditas multiguna yang berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja,
penambah nafsu makan, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan kosmetik
dan obat-obatan (Cahyono, 2005).
Kebutuhan tomat untuk konsumsi setiap tahun meningkat, akan tetapi
untuk produksi tanaman tomat tidak seterusnya mengalami peningkatan. Menurut
Badan Pusat Statistik (2014), produksi tomat di Indonesia pada 5 tahun terakhir,
dimulai dari tahun 2009 produksi sebesar 853,061 ton dari luas panen 55,881 ha
sehingga produktivitas mencapai 15,27 ton/ha, tahun 2010 mengalami
peningkatan produksi sebesar 891,616 ton dari luas panen 61,154 ha sehingga
produktivitas mencapai 14,58 ton/ha, tahun 2011 mengalami penurunan produksi
mencapai 847.160 ton dari luas panen 56,724 ha sehingga produktivitas sebesar
15,75 ton/ha, tahun 2012 mengalami peningkatan produksi mencapai 994,780 ton
dengan luas panen 57,758 ha sehingga produktivitas mencapai 16,65 ton/ha dan
pada tahun 2013 mengalami penurunan produksi mencapai 893,504 ton dari luas
panen 56,724 ha sehingga produktivitas15,75 ton/ha.
Rendahnya produksi tomat di Indonesia disebabkan terbatasnya
ketersediaan varietas unggul di tingkat petani sehingga masih banyak petani tomat
menanam varietas lokal dengan mutu benih yang rendah, kultur teknis yang
kurang baik, pemberantasan hama atau penyakit yang kurang efisien dan
pemupukan yang kurang optimal sehingga mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan dan produksi tanaman (Kartapradja, 1992). Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya untuk meningkatkan produksi tomat. Salah satu cara yang di
tempuh adalah intensifikasi pertanian yaitu usaha meningkatkan potensi tanaman
agar mampu berproduksi tinggi. Pemupukan dan Penggunaan Varietas unggul
merupakan salah satu upaya intensifikasi pertanian.
Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui interakasi antara
pemberian kompos limbah kulit buah kakao dan varietas tomat terhadap
pertumbuhan dan hasil (2) Untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos
limbah kulit buah kakao terhadap pertumbuhan dan hasil tomat (3)Untuk
mengetahui respon pertumbuhan dan hasil dua varietas tomat.
Penelitian ini di laksanakan di kebun percobaan, Unit Pelayanan
Teknis Agrotechnopark Universitas Jember, mulai bulan Juli 2014 - Oktober
2014. Bahan utama yang digunakan adalah Tomat varietas Mirah, Permata
dan Kompos limbah kulit buah kakao.Percobaan Menggunakan Rancangan
Acak Kelompok, 2x4 yang di ulang 4 kali, Faktor pertama yaitu faktor
varietas Tomat (V) terdiri dari 2 taraf yaitu Tomat Varietas Permata (V1)
dan Tomat Varietas Mirah (V2). Faktor kedua yaitu Pemberian Dosis
Kompos Limbah Kulit Buah Kakao (D) yang terdiri dari 4 taraf yaitu (D0)
Tanah : Pasir (Tanpa perlakuan pemberian dosis kompos) (1 : 1), (D1)
Tanah : Pasir : Kompos Limbah Kulit Buah Kakao (1 : 1 : 1), (D2) Tanah :
Pasir : Kompos Limbah Kulit Buah Kakao (1 : 1 : 3) dan (D3) Tanah : Pasir
: Kompos Limbah Kulit Buah Kakao (1 : 1 : 5). Parameter pengamatan
meliputi, Tinggi Tanaman, Awal Pembungaan, Panjang Akar, Volume Akar,
Jumlah Buah Total Pertanaman, Berat Buah Total Pertanaman, dan Tebal
Daging buah.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tidak berbeda nyata terhadap
interaksi perlakuan Varietas dan Dosis. Penambahan kompos limbah kulit
buah kakao pada media tanam dengan perbandingan 1:1:3 dapat
memperbaiki pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Tomat varietas
permata memberikan hasil yang lebih baik dibanding varietas mirah
terutama terhadap jumlah dan bobot buah. | en_US |