Karakteristik Keuangan UMKM Sentra Industri Sayangan di Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Industri sayangan merupakan salah satu UMKM home industry yang berada
di Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi. Perkembangan industri sayangan
mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2009 sampai tahun 2012.
Hal itu disebabkan oleh kondisi keuangan industri sayangan yang belum terpantau
secara baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan profil keuangan UMKM sentra industri sayangan di
Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
metode analisis grafik dan tabel. Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku
usaha industri Sayangan yang berada di Desa Kalibaru Wetan Kecamatan
Kalibaru Kabupaten Banyuwangi yang berjumlah 25 industri. Sampel yang
digunakan sebanyak 20 industri dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
convenience sampling.
Berdasarkan hasil analisis diketahui terdapat tujuh klasifikasi keuangan
yaitu: 10% dari UMKM termasuk dalam klasifikasi keuangan sangat baik, 5%
dari UMKM termasuk dalam klasifikasi keuangan baik, 10% dari UMKM
termasuk dalam klasifikasi keuangan cukup baik, 5% dari UMKM termasuk
dalam klasifikasi keuangan sedang, 25% dari UKMKM termasuk dalam
klasifikasi keuangan cukup buruk, 35% dari UMKM termasuk dalam klasifikasi
keuangan buruk, 10% dari UMKM termasuk dalam klasifikasi keuangan sangat
buruk.
UMKM yang termasuk dalam kategori karakteristik keuangan sangat baik
mempunyai profit tinggi. Mereka harus mempertahankan posisi dan
mengembangkan usahanya. UMKM yang termasuk dalam kategori karakteristik
keuangan baik mempunyai modal kerja sedang, tidak memiliki hutang, modal
8
awal rendah, profit sedang dan biaya rendah. Mereka perlu melakukan efisiensi
modal kerja dan strategi profitabilitas dengan cara meningkatkan penjualan,
menaikkan harga perunit, dan menjalin kemitraan dengan pihak lain yang
mendukung hasil penjualan. UMKM yang termasuk dalam kategori cukup baik
mempunyai modal kerja, profit dan biaya sedang, modal awal tinggi serta industri
tidak memiliki hutang. Mereka perlu melakukan efisiensi modal kerja, strategi
profitabilitas dan efisiensi biaya. UMKM yang termasuk dalam kategori sedang
mempunyai modal kerja, profit, biaya, dan modal awal sedang serta industri tidak
memiliki hutang. Mereka perlu melakukan efisiensi modal kerja, strategi
profitabilitas, dan efisiensi biaya dapat dilakukan dengan menekan biaya
pembelian bahan baku dan transportasi. UMKM yang termasuk dalam kategori
cukup buruk mempunya modal kerja, hutang, modal awal dan profit sedang,
sedangkan biaya yang dikeluarkan tinggi. Mereka perlu melakukan efisiensi
modal kerja, strategi profitabilitas, strategi pengelolaan hutang, strategi modal
usaha dan efisiensi biaya. UMKM yang termasuk dalam kategori buruk
mempunyai industri memiliki hutang sedang, profit rendah dan biaya tinggi,
modal awal rendah, dan modal kerja sedang. Mereka perlu melakukan efisiensi
modal kerja, strategi profitabilitas, efisiensi biaya, strategi pengelolaan hutang,
dan strategi modal usaha. UMKM yang termasuk dalam kategori sangat buruk
mempunyai modal kerja rendah, hutang tinggi, modal awal rendah, profit rendah
dan biaya tinggi. Mereka perlu melakukan efisiensi modal kerja, strategi
pengelolaan hutang, strategi peningkatan modal usaha dengan melakukan
kemitraan atau penggabungan modal, strategi Profitabilitas dan efisiensi biaya.