Show simple item record

dc.contributor.authorMochammad Imam Syamsul Arifin
dc.date.accessioned2013-12-09T08:53:27Z
dc.date.available2013-12-09T08:53:27Z
dc.date.issued2013-12-09
dc.identifier.nimNIM082210101079
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6928
dc.description.abstractHarga obat sintesis yang semakin meningkat seiring dengan efek sampingnya bagi kesehatan mengakibatkan adanya peningkatan penggunaan obat tradisional oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar. Obat tradisional telah dimanfaatkan oleh masyarakat lokal Indonesia sejak dulu dan diwariskan kepada generasi penerusnya hingga saat ini. Namun proses pewarisan pengetahuan pengobatan tradisional banyak dilakukan secara lisan dan masuknya budaya modern ke masyarakat lokal dikhawatirkan dapat menyebabkan tergerusnya pengetahuan lokal tersebut. Hal tersebut mendorong upaya pelestarian pengetahuan lokal berupa pengobatan tradisional agar pengetahuan lokal tersebut tidak hilang ditelan masa. Suku Tengger merupakan salah satu suku di Indonesia yang masih memegang teguh adat istiadat dan tradisi yang diwariskan oleh pendahulunya. Salah satu warisan budaya yang masih dilestarikan adalah budaya pengobatan tradisional menggunakan bahan alam yang ada di sekitar. Sejauh ini sudah dilakukan dokumentasi mengenai pengobatan tradisional tersebut di tiga wilayah yang berbeda, yaitu Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo, Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang, dan Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan merupakan wilayah Suku Tengger yang belum terdokumentasikan pengetahuan obat tradisionalnya.Oleh karena itu perlu dilakukan dokumentasi pengobatan tradisional di wilayah tersebut untuk mendapatkan dokumentasi yang utuh mengenai pengobatan tradisional Suku Tengger melalui penelitian dengan pendekatan etnofarmasi. Hasil penelitian etnofarmasi pada Suku Tengger Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan yang terdiri dari 5 desa, yaitu Desa Tosari, Desa Wonokitri, Desa Sedaeng, Desa Ngadiwono, dan, Desa Podokoyo terinventarisasi 62 jenis penyakit yang diobati menggunakan 98 tanaman, 14 hewan dan 7 bahan mineral dalam 256 resep tradisional yang berasal dari 42 informan. Dalam penelitian ini dilakukan analisis kuantitatif menggunakan analisis Use Value dan Informant Concensus Factor untuk mengetahui jenis tumbuhan, hewan, dan bahan mineral yang dianggap penting oleh populasi dan digunakan untuk mengobati jenis penyakit yang dianggap penting oleh populasi. Berdasarkan nilai UV dan ICF kemudian didapatkan 17 tumbuhan, 3 hewan, dan 1 bahan mineral yang berpotensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu, kunyit (Curcuma domestica Valeton), dringu (Acorus calamus L), adas (Foeniculum vulgare Mill.), bawang putih (Allium sativum L.), tepung otot (Borreria laevis Griseb.), kecubung gunung (Brugmansia suaveolens (Willd.) Bercht. & J.Presl), seledri (Apium graveolens L.), jambu wer (Elaeocarpus longifolius Blume), pisang (Musa sp.), ganjan (Tagetes signata Bartl.), ciplukan (Physalis angulata L.), grunggung (Potentilla arguta Pursh), sirih (Piper betle L.), jamur impes (Bovista gigantea (Batsch) Gray), pisang raja (Musa sapientum L..), kentang putih (Solanum tuberosum L.), calingan (Rubus rosa L.H.Bailey), telur ayam kampung (Gallus gallus domesticus), kadal (Mabuya multifasciata), lebah madu (Apis andreniformis Smith), dan abu hasil pembakaran arang (Karbon).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082210101079;
dc.subjectETNOFARMASIen_US
dc.titleETNOFARMASI SUKU TENGGER KECAMATAN TOSARI KABUPATEN PASURUANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record