• Login
    View Item 
    •   Home
    • STUDENT RESEARCH ARTICLE (Artikel Penelitian Mahasiswa)
    • SRA-Agriculture And Agricultural Technology
    • View Item
    •   Home
    • STUDENT RESEARCH ARTICLE (Artikel Penelitian Mahasiswa)
    • SRA-Agriculture And Agricultural Technology
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI TERHADAP SERANGAN ULAT GRAYAK

    Thumbnail
    View/Open
    Dita Meidianti.pdf (172.0Kb)
    Date
    2015
    Author
    Dita Meidianti
    Sigit Prastowo
    Moh Setyo Poerwoko
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Hama ulat grayak menjadi salah satu hama utama pada tanaman kedelai. Karakter morfologi yang dimiliki setiap genotipe menjadi tolak ukur ketahanan terhadap serangan ulat grayak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat ketahanan 9 genotipe kedelai terhadap serangan ulat grayak, untuk mengetahui kesukaan makan (preferensi) ulat grayak pada sembilan genotipe kedelai dan untuk mengetahui hubungan kerapatan trikoma dengan intensitas kerusakan ulat grayak. Penelitian ini dibagi dalam dua tahap yaitu penelitian lapang dilaksanakan di green house Politeknik Negeri Jember dan penelitian laboratorium dilaksanakan di laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember pada bulan Juli 2013 sampai dengan Desember 2013. Intensitas kerusakan menjadi tolak ukur ketahanan genotipe kedelai. Sinduro memiliki ketahanan paling rendah dengan intensitas serangan 28,33%, sedangkan Ijen memiliki ketahanan paling tinggi diantara 9 genotipe lainnya dengan intensitas serangan 16,67%. Untuk uji preferensi juga menghasilkan ketahanan yang sama untuk serangan tertinggi terjadi pada genotipe Sinduro dengan intensitas kerusakan (yang dimakan) 22,64% sedangkan genotipe yang memiliki intensitas kerusakan terendah yaitu genotipe Ijen dengan intensitas kerusakan (yang dimakan) 9,72%. Tingkat ketahanan suatu genotipe salah satunya ditentukan oleh kerapatan trikoma, semakin rapat trikoma ketahanan semakin tinggi. Setiap genotipe memiliki potensi hasil yang berbeda, Sinduro memiliki ketahanan paling rendah terhadap ulat grayak diikuti dengan rendahnya bobot biji dengan jumlah 0,23 gram pertanaman tetapi tidak diikuti dengan Ijen yang memiliki ketahanan paling tinggi tidak diikuti dengan tingginya bobot biji, Burangrang memiliki bobot biji paling tinggi diantara 9 genotipe lainnya yaitu 2,83 gram/tanaman.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/69134
    Collections
    • SRA-Agriculture And Agricultural Technology [329]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository