dc.description.abstract | Kebisingan yang dihasilkan dari mesin-mesin yang digunakan dalam pembuatan
mebel merupakan bahaya fisik yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan
manusia jika melebihi Nilai Ambang Batas (NAB). Kebisingan yang melebihi
NAB dapat menyebabkan kelelahan kerja umum. Kelelahan kerja umum
dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko seperti intensitas kebisingan, beban kerja
fisik, usia, masa kerja, status gizi, lama kerja, dan sikap kerja. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan intensitas kebisingan, beban kerja fisik,
dan karakteristik reponden dengan kelelahan kerja umum pada pekerja mebel
informal di Kelurahan Bukir, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian analitik observasional dengan
rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di 9 mebel yang terpilih secara
cluster random sampling dari 82 mebel yang ada di Kelurahan Bukir, Kecamatan
Gadingrejo, Kota Pasuruan. Responden dalam penelitian ini sebanyak 61
responden yang tersebar di 9 mebel yang sudah dipilih sebagai lokasi penelitian
dan pengukuran intensitas kebisingan dilakukan pada 9 mebel dengan 3 titik
setiap mebel. Metode pengumpulan data karakteristik reponden (usia, masa kerja,
status gizi, lama kerja, dan sikap kerja) didapatkan dari hasil kuesioner,
wawancara, dan observasi, beban kerja fisik didapat dengan mengukur denyut
nadi secara manual pada arteri radialis, intensitas kebisingan didapat dari hasil
pengukuran dengan menggunakan sound level meter, dan kelelahan kerja umum Kebisingan yang dihasilkan dari mesin-mesin yang digunakan dalam pembuatan
mebel merupakan bahaya fisik yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan
manusia jika melebihi Nilai Ambang Batas (NAB). Kebisingan yang melebihi
NAB dapat menyebabkan kelelahan kerja umum. Kelelahan kerja umum
dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko seperti intensitas kebisingan, beban kerja
fisik, usia, masa kerja, status gizi, lama kerja, dan sikap kerja. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan intensitas kebisingan, beban kerja fisik,
dan karakteristik reponden dengan kelelahan kerja umum pada pekerja mebel
informal di Kelurahan Bukir, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian analitik observasional dengan
rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di 9 mebel yang terpilih secara
cluster random sampling dari 82 mebel yang ada di Kelurahan Bukir, Kecamatan
Gadingrejo, Kota Pasuruan. Responden dalam penelitian ini sebanyak 61
responden yang tersebar di 9 mebel yang sudah dipilih sebagai lokasi penelitian
dan pengukuran intensitas kebisingan dilakukan pada 9 mebel dengan 3 titik
setiap mebel. Metode pengumpulan data karakteristik reponden (usia, masa kerja,
status gizi, lama kerja, dan sikap kerja) didapatkan dari hasil kuesioner,
wawancara, dan observasi, beban kerja fisik didapat dengan mengukur denyut
nadi secara manual pada arteri radialis, intensitas kebisingan didapat dari hasil
pengukuran dengan menggunakan sound level meter, dan kelelahan kerja umumdidapatkan dari hasil pengukuran menggunakan reaction timer. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji Spearman dan Chi-Square Test dengan α sebesar
0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
karakteristik responden, yaitu umur dengan kelelahan kerja umum (p = 0,681),
distribusi pekerja dalam melakukan aktifitas kerja yang diterima oleh pekerja
tidak berdasarkan jenjang umur sehingga kelelahan kerja umum dapat dirasakan
oleh semua jenis umur. Masa kerja tidak mempunyai hubungan yang signifikan
dengan kelelahan kerja umum (p = 0,505), hal ini karena pekerja yang bekerja
lama sudah terbiasa dengan pekerjaan yang dilakukannya sehingga tidak
menimbulkan kelelahan kerja umum bagi dirinya. Status gizi mempunyai
hubungan yang signifikan dengan kelelahan kerja umum (p = 0,000), semakin
baik status gizi maka semakin baik pula tingkat kelelahan kerja umum. Lama
kerja tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kelelahan kerja umum
(p = 0,148). Sikap kerja duduk mempunyai hubungan yang signifikan dengan
kelelahan kerja umum (p = 0,007), responden dengan sikap kerja yang tidak
ergonomis pada umumnya dalam melakukan pekerjaannya seringkali jongkok dan
membungkuk, tidak menggunakan penyangga atau kursi untuk duduk. Sikap kerja
berdiri mempunyai hubungan yang signifikan dengan kelelahan kerja umum (p =
0,021). Beban kerja fisik mempuyai hubungan yang signifikan dengan kelelahan
kerja umum (p = 0,000). Intensitas kebisingan mempuyai hubungan yang
signifikan dengan kelelahan kerja umum (p = 0,000), kebisingan dapat memicu
sejumlah keluhan perasaan lamban bekerja, daya tahan menurun dan keengganan
untuk melakukan aktivitas, keluhan semacam itu merupakan gejala kelelahan
kerja umum.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan bagi pemilik mebel
hendaknya memperhatikan keselamatan dan kesehatan pekerja, memberikan
waktu istirahat yang cukup bagi pekerja dan menyediakan alat pelindung telinga
berupa ear muff atau ear plugs untuk melindungi telinga pekerja dari kebisingan
saat bekerja. Instansi-instansi terkait seperti Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi
hendaknya melakukan pembinaan dan pengawasan karyawan dibidang keselamatan dan kesehatan pekerja yaitu dengan melakukan penyuluhan dan
sosialisasi mengenai pencegahan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Sedangkan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan hendaknya melakukan
pembinaan dan pengawasan industri serta menerapkan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada industri. | en_US |