dc.description.abstract | Unsur hara P merupakan hara makro kedua setelah N, dibutuhkan tanaman dalam
jumlah cukup banyak. Persoalan utama pada tanah masam adalah kekahatan unsur
hara P. Kekahatan P ini disebabkan oleh tingginya jerapan P yang biasanya
berkaitan erat dengan tingginya kandungan oksida-oksida besi dan aluminium di
dalam tanah. Untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh Ultisol salah satunya
adalah dengan pemberian bahan pembenah yang merupakan kombinasi dua bahan
yaitu senyawa humik dan pengapuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kombinasi dari senyawa humik dan bahan kapur (CaCO
dan
CaMgCO
) terhadap ketersediaan P, serapan P dan produksi tanaman kedelai pada
Ultisol. Penelitian disusun menurut percobaan 2 faktor, dengan 3 ulangan.
Rancangan dasar yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah bahan kapur, terdiri dari dua perlakuan
(K1: CaCO
3
3
; K2: CaMgCO
). Faktor kedua adalah konsentrasi pemberian
senyawa humik, terdiri dari 4 perlakuan (C1: 0,01% C-organik; C2:0,05% Corganik;
C3: 0,1% C-organik; C4: 0,2% C-organik ). Data yang diperoleh dari
hasil pengamatan di uji dengan analisis keragaman dan beda antar perlakuan diuji
dengan Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan penambahan
kombinasi senyawa humik dan kapur dapat meningkatkan ketersediaan P ultisol.
Kombinasi Senyawa humik dan bahan kapur asal dolomit (CaMgCO
3
) dengan
konsentrasi 0,2% C-organik memberikan nilai P tersedia paling tinggi yaitu
sebesar 38,73 ppm. Senyawa humik dan bahan kapur asal kalsit (CaCO
) dengan
konsentrasi 0,2% C-organik memberikan nilai P tersedia sebesar 38,20 ppm.
Serapan P dan produksi tanaman yang paling baik ditunjukkan oleh tanaman yang
diberi perlakuan kombinasi senyawa humik dan bahan kapur asal CaCO
dengan konsentrasi 0,2% C-organik. | en_US |