PERBEDAAN SUHU LINGKUNGAN TERHADAP JUMLAH ANAKAN DAN SIKLUS HIDUP PADA BIAKAN LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) STRAIN NORMAL (n)
Abstract
Drosophila melanogaster memiliki empat fase dalam siklus hidupnya, yaitu:
telur, larva, pupa, dan dewasa. Siklus hidup tersebut dilalui dalam 9-10 hari. Siklus
hidupnya dimulai dari telur, satu hari kemudian menjadi larva dan pada tahap larva
mengalami dua kali pergantian kulit (instar), tiga hari kemudian larva akan menjadi
pupa. Setelah delapan hingga sebelas hari, pupa akan berubah menjadi imago. Imago
inilah yang disebut lalat buah dewasa.
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam suhu
optimal. Suhu optimal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25°C-28°C. Pada suhu ini
lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah
atau sekitar 18°C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya
relatif lebih lama dan lambat, yaitu: sekitar 18-20 hari. Pada suhu di atas 30°C, lalat
dewasa yang tumbuh akan steril. Periode perkembangan Drosophila melanogaster
dalam siklus hidupnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: suhu lingkungan,
ketersediaan makanan, tingkat kepadatan botol pemeliharaan, dan intensitas cahaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan suhu lingkungan terhadap
jumlah anakan dan siklus hidup pada biakan D. melanogaster strain normal (n).
Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pengamatan
dilakukan dengan menghitung jumlah anakan dari Drosophila melanogaster strain
normal (n) yang dilakukan setiap hari mulai dari kemunculan imago pertama sampai
telur habis dengan suhu lingkungan yang berbeda pada setiap tempat penelitian.
Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut terlihat adanya variasi rata-rata
jumlah anakan F1 lalat buah (Drosophila melanogaster) strain normal (n) yang
diletakkan pada tiga lokasi dan suhu yang berbeda. Rata-rata jumlah anakan F1
Drosophila melanogaster strain normal ± SD (Standart Deviasi) pada lokasi Jember
(28°C - 30°C), Bondowoso (26°C - 27°C), dan Sempol (19°C - 21°C), berturut-turut
adalah 419,32±112,040; 745,83±157,331; dan 583,72±133,175. Hasil tersebut
kemudian dilanjutkan dengan uji LSD taraf 5%, diperoleh rata-rata jumlah anakan F1
Drosophila melanogaster strain normal yang terdapat di Jember berbeda nyata
dengan jumlah anakan F1 Drosophila melanogaster strain normal yang terdapat di
Bondowoso sedangkan jumlah anakan F1 Drosophila melanogaster strain normal
yang terdapat di Sempol tidak berbeda nyata dengan jumlah anakan F1 Drosophila
melanogaster strain normal yang terdapat di Jember dan di Bondowoso.