dc.description.abstract | Latar belakang penelitian ini adalah Republik Tiongkok merupakan sebuah negara yang terletak di Asia Timur.
Periode tahun 1917-1920, Republik Tiongkok dimasuki ajaran Marxis-Leninisme dari Uni Soviet karena terinspirasi
keberhasilan Kaum Bolshevik Republik Tiongkok merupakan Faktor pendorong timbulnya konflik antara kaum
nasionalis dan kaum komunis bisa ditinjau dari dua faktor antara lain; (1) Faktor Ekstern, pasca reorganisasi
Kuomintang yang dilakukan Sun Yat Sen, antara tahun 1921-1924 terjadi perubahan sistem birokrasi yang meniru
Uni Soviet. Dampak perubahan tersebut karena pengiriman teknisi Uni Soviet di bidang pertahanan dan keamanan
serta bidang birokrasi negara, dan (2) Faktor Intern, pasca wafatnya Sun Yat Sen tahun 1925, kondisi pemerintahan
tidak stabil. Posisi Presiden digantikan oleh Chiang Kai Shek yang membuat kebijakan memperkuat posisi kaum
nasionalis di Partai Nasionalis (Kuomintang). Kebijakan Chiang Kai Shek mengakibatkan penghapusan keanggotaan
kaum komunis di Partai Nasionalis (Kuomintang). Proses konflik ideologi yang mengarah kepada konflik
penguasaan pemerintah Tiongkok antara kaum nasionalis dan kaum komunis berlangsung dalam dua tahap konflik
yaitu; konflik tahap pertama (periode tahun 1927-1945); dan konflik tahap kedua (periode tahun 1945-1949). Kondisi
demikian membuat penelitian ini menarik dikaji karena terjadi penerapan teori domino komunis di kawasan Asia
Timur. Dampak dari konflik antara kaum nasionalis dan komunis menyebabkan terbentuknya negara Republik
Rakyat Tiongkok tanggal 1 Oktober 1949 dan Republik Taiwan Tahun 1949. Selain itu, akibat kemenangan kaum
komunis menimbulkan terbentuknya poros Jakarta-Phnom Penh-Peking-Hanoi-Pyongyang pada tahun 1959 sebagai
implementasi penerapan kebijakan luar negeri Mao Tse Tung tentang internasionalisasi komunis. | en_US |