dc.description.abstract | Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar
untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif
merupakan salah satu poin penting dalam pembelajaran matematika karena
berpikir kreatif dalam matematika dapat membantu siswa dalam mengembangkan
proses berpikir divergen. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif perlu
dilakukan seiring dengan instrumen yang dapat menstimulasi kemampuan berpikir
kreatif itu sendiri. Salah satu instrumen yang dapat digunakan adalah paket tes
berpikir kreatif matematis tipe problem posing. Problem posing merupakan tugas
kepada siswa untuk mengajukan masalah sendiri yang kemudian dipecahkan
sendiri atau dipecahkan teman lainnya. Aktivitas problem posing perlu dirancang
sebaik mungkin agar mampu memunculkan aspek kemampuan berpikir kreatif
siswa yaitu kelancaran (Fluently), keluwesan (Flexibility), dan kebaruan
(Originality). Berkaitan dengan hal tersebut, perlu adanya pengembangan paket
tes berpikir kreatif matematis tipe problem posing untuk membantu para siswa
dalam mengasah kemampuan berpikir kreatifnya.
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimanakah
proses dan hasil pengembangan paket tes berpikir kreatif tipe problem posing
untuk siswa kelas XI SMK. Paket tes ini dikembangkan menggunakan model
Thiagarajan atau lebih dikenal dengan 4D model yang terdiri atas tahap
pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengambangan
(develop), dan tahap penyebaran (desseminate). Paket tes yang dikembangkan
terdiri atas 2 paket yaitu paket A dan Paket B. Masing-masing paket terdapat 4
informasi. Setiap informasi berisi 3 perintah sesuai dengan indikator yang
diinginkan. Adapun indikator yang ingin dimunculkan yaitu kelancaran (Fluency),
keluwesan (Flexibility), dan kebaruan (Originality). Informasi yang diberikan
dalam paket tes berhubungan dengan Matriks, Persamaan Garis Lurus, Fungsi
Komposisi dan Invers, dan Trigonometri. Materi-materi tersebut diajarkan di
jenjang SMK kelas XI semester gasal. Selain mengembangkan paket tes, juga
dikembangkan instrumen lain yaitu kisi-kisi, alternatif jawaban, rubrik penskoran,
dan angket berpikir kreatif. Setelah instrumen selesai dibuat, instrumen tersebut
diberikan kepada validator untuk divalidasi agar diperoleh hasil yang lebih baik.
Setelah proses validasi tahap selanjutnya adalah uji keterbacaan. Uji coba ini
dilakukan oleh 6 siswa, dimana 3 siswa menguji keterbacaan dari paket A dan 3
siswa menguji keterbacaan paket B. Berdasarkan hasil uji keterbacaan maka
diperoleh paket tes yang siap diujikan di kelas besar. Uji coba ini dilakukan di
kelas XI SMK Program Keahlian Teknik Komputer dan Informatika.
Uji coba kelas besar diikuti oleh 33 siswa, dimana 17 siswa mengerjakan soal
pada paket A dan 16 siswa mengerjakan soal pada paket B. Uji coba ini
memberikan hasil bahwa paket tes sudah bisa digunakan. Hal itu ditunjukkan
bahwa nilai validitas dari paket A dan paket B sudah memenuhi kriteria,
sedangkan interpretasi reliabilitas dari paket A dan paket B berturut-turut adalah
0,69 dengan interpretasi “Tinggi” dan 0,84 dengan interpretasi “Sangat Tinggi”.
Hasil analisis tingkat kesukaran pada paket A menunjukkan bahwa 58,33% soal
memiliki tingkat kesukaran sedang dan 41,67% soal memiliki tingkat kesukaran
sukar, pada paket B memberikan hasil 41,67% soal memiliki tingkat kesukaran
sedang dan 58,33% soal memiliki tingkat kesukaran sukar. Hasil analisis daya
pembeda pada paket A menunjukkan bahwa 53,33% memiliki interpretasi cukup
baik, dan 46,67% memiliki interpretasi jelek, pada paket B diperoleh hasil 50%
memiliki interpretasi baik, 16,67% memiliki interpretasi cukup baik dan 33,33%
memiliki interpretasi jelek. | en_US |