Show simple item record

dc.contributor.advisorSulistyono, Sonya
dc.contributor.advisorArifin, Syamsul
dc.contributor.authorPrastana, Oki Indra
dc.date.accessioned2015-12-11T05:53:38Z
dc.date.available2015-12-11T05:53:38Z
dc.date.issued2015-12-11
dc.identifier.nim111910301005
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/67323
dc.description.abstractJumlah kendaraan yang semakin hari semakin banyak ini harus ditunjang dengan pengembangan sarana dan prasarana salah satunya adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). SPBU Tanjungwangi dibangun dengan luas 5.671 m2. Berdasarkan data dan analisis yang dilakukan bahwa ruas jalan Banyuwangi – Situbondo masih dalam keadaan yang cukup baik. Hal ini tidak terlepas dari peran jalan tersebut sebagai jalan nasional. Ruas jalan tersebut adalah jalur Banyuwangi – Situbondo yang menghubungkan provinsi Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja ruas jalan tersebut akibat adanya pembangunan SPBU Tanjungwangi. Metode yang dilakukan dengan cara analisis dan observasi. Untuk metode observasi dilakukan dengan melakukan survey langsung dilapangan untuk mendapatkan volume lalu lintas, bangkitan dan tarikan dari bangunan pembanding dan juga inventarisasi jalan. Sedangkan metode analisis menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) dan juga melakukan prediksi bangkitan akibat pembangunan SPBU Tanjungwangi tersebut dengan menggunakan bangunan pembanding yang tidak jauh dari lokasi pembangunan yaitu SPBU Manyar dan SPBU Kapuran. Besar estimasi bangkitan yang ditimbulkan akibat pembangunan SPBU Tanjungwangi adalah rata – rata 139 kendaraaan bermotor/jam (MC), 38 kendaraan ringan /jam (LV), dan 13 kendaran berat/jam. Setelah diketahui besarnya bangkitan maka dianalisis untuk mengetahui jumlah jalur pelayanan yang optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja ruas jalan tersebut tidak berpengaruh signifikan akibat pembangunan dan beroperasinya SPBU Tanjungwangi. Hasil analisis pada kondisi eksisting (2015) nilai (DS) ≤0,75 masuk dalam kriteria LOS B dan 2 tahun setelah operasional nilai (DS) masih ≤0,75 tetapi mengalami penurunan kriteria menjadi LOS C, sedangkan 5 tahun setelah operasional nilai (DS) ≥0,75 masuk dalam kriteria LOS D, penurunan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan kendaraan bukan karena adanya pembebanan SPBU Tanjungwangi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectSTASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)en_US
dc.subjectDAMPAK PEMBANGUNANen_US
dc.subjectKINERJA JALANen_US
dc.titleEVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) TANJUNGWANGI TERHADAP KINERJA JALANen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record