EVALUASI PERUBAHAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DI KOTA JEMBER
Abstract
Evaluasi Perubahan Arus Lalu Lintas Satu Arah Di Kota Jember ;Grendy Firma
Setiawan, 111910301009; 2015; 52 Halaman; Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Jember.
Kepadatan Penduduk Di Kabupaten Jember dari 664 Jiwa/ km² pada tahun
2000, menjadi 707 jiwa/ km² pada tahun 2010. Perkembangan pembangunan di pusat
kota Jember yang cukup pesat dan diiringi dengan adanya beban lalu lintas di ruas
segmen jalan tertentu maka mengakibatkan level of service (los) dengan kategori
tingkat pelayanan D. Serta belum adanya keseimbangan antara sarana dan prasarana
transportasi yang tersedia, melatar belakangi untuk melakukan perubahan arah lalu
lintas pada Kawasan Pasar Tanjung Jember. Menurut perhitungan, hasil kinerja ruas
jalan yang mengalami level of service (los) rendah adalah ruas Jalan A. Yani dengan
derajat kejenuhan sebesar 1,1434. Peningkatan derajat kejenuhan (DS) juga terjadi
diruas Jalan Trunojoyo dengan derajat kejenuhan sebesar 0,7392.
Penelitian ini menganalisis dan mengetahui seberapa besar perubahan kinerja
lalu lintas sebelum dan sesudah adanya perubahan arah lalu lintas di Kawasan Pasar
Tanjung Jember, menggunakan Formulir UR-1, UR-2 dan UR-3 dalam Manual
Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997 dan menggunakan analisa uji t berpasangan
(paired t-test). Hasil analisis menunjukkan pengaruh perubahan arah lalu lintas. Pada
segmen Bank Mega jalan A.Yani, pada tahun 2013 sebesar 0,8075 naik menjadi
1,1434 pada tahun 2015. Pada segmen jalan SPBU A.Yani, pada data 2013 derajat
kejenuhan sebesar 0,9739 meningkat menjadi 1,1473.
Pada segmen jalan Trunojoyo setelah simpang Semar derajat kejenuhan
meningkat dari 0,7211 menjadi 0,7392. Pada jalan Gajah Mada masih di katakan
aman karena pada tahun 2013, segmen tersebut memiliki derajat kejenuhan sebesar
0,2899. Hal tersebut disebabkan karena ruas jalan Gajah Mada memiliki enam lajur
namun untuk lebar lajur efektifnya hanya empat lajur karena sisi kanan dan sisi kiri
viii
digunakan sebagai lahan parkir. Tahun 2015, derajat kejenuhan segmen tersebut
mengalami kenaikan menjadi 0,3505.
Bila dianalisis terhadap total volume di seluruh ruas yang diteliti, kemacetan
juga disebabkan oleh pertumbuhan kendaraan. Pada tahun 2013 total volume
kendaraan sebesar 342460 kendaraan, pada tahun 2015 sebesar 399526 kendaraan.
Setelah dianalisis didapatkan selisih sebesar 57066 kendaraan. Total volume
kendaraan tahun 2013 dijumlahkan tahun 2015 maka sebesar 741986, Sehingga
didapatkan angka pertumbuhan kendaraan sebesar 8 % dan diperoleh angka t hitung
sebesar 7,395 > t tabel 2,056.
Dari uji statistika secara keseluruhan kinerja lalu lintas setelah perubahan arah
lalu lintas di pusat kota Jember menunjukkan perubahan yang signifikan. Dari ratarata
hasil uji-t berpasangan (paired t-test) terhadap nilai Derajat Kejenuhan (DS).
Didapatkan nilai t hitung > t tabel yaitu t hitung │2,82 │> t tabel │2,056│. Dapat
disimpulkan dengan adanya perubahan arah lalu lintas di kawasan Pasar Tanjung
terjadi perubahan terhadap kinerja lalu lintas pusat Kota Jember.
Kebijakan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan jika dilihat dari
perhitungan derajat kejenuhan (DS) untuk merubah arah lalu lintas di kota Jember
hanya berdampak baik di kawasan Pasar Tanjung. Namun disisi lain kebijakan
tersebut hanya memindahkan kemacetan di segmen jalan A Yani yang mengalami
titik jenuh tinggi.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]