dc.description.abstract | Penyakit hawar daun bakteri (HDB; Xanthomonas oryzae pv. oryzae)
merupakan penyakit penting yang dapat menurunkan produktifitas tanaman padi
di Indonesia hingga 21-36% pada musim hujan dan 18-28% pada musim kemarau.
Ketahanana yang dimiliki varietas, hanya sebatas ketahanan yang dapat patah
apabila munculnya strain baru X. oryzae yang terus berkembang dilapang.
Varietas Inpari 30, Situ Bagendit, Luk Ulo dan Cibogo, sudah diketahui
ketahanannya terhadap penyakit HDB, sehingga dapat digunakan untuk mengukur
ketahanan suatu galur baru. Tingkat ketahanan tanaman tersebut dievaluasi
berdasarkan gejala penyakit HDB yang muncul pada varietas dan galur yang
diteliti dengan mengukur tingkat keparahan (KP) dan insidensi penyakit (IP) pada
masing-masing varietas dan galur dengan metode diagonal random sampling.
Namun, pada penelitian ini tidak diketahui jenis strain yang menyerang tanaman
padi. Ketahanan varietas Inpari 30, Situ Bagendit, Cibogo, Luk Ulo, dan galur X
diuji dengan inokulasi X. oryzae secara alami.
Nilai IP tertinggi (100%) dicapai pada umur varietas dan galur yang
berbeda. Pada 90 hst (hari setelah tanam), varietas Situ Bagendit memiliki nilai
KP 40.25%, sedangkan galur X memiliki KP 11.85%. Berdasarkan pada nilai KP
dan IP, galur X memiliki ketahanan yang terbaik, yaitu tergolong tahan pada fase
vegetatif dan agak tahan pada fase generatif. Berbagai faktor seperti kelembaban,
kerapatan, pengairan, curah hujan dan teknik budidaya, merupakan faktor yang
sangat berpengaruh terhadap perkembangan penyakit HDB dan berimbas pada
nilai IP dan KP yang diperoleh. Galur X memiliki ketahanan terbaik terhadap
penyakit HDB pada musim hujan 2015. Sehingga galur X tersebut dapat
dianjurkan untuk ditanam pada musim tanam berikutnya. | en_US |