MIKROPROPAGASI TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) VARIETAS NXI 1-3 MELALUI EMBRIOGENESIS SOMATIK
Abstract
Metode embriogenesis somatik sangat dipertimbangkan untuk
perbanyakan tanaman secara in-vitro karena keuntungannya seperti laju
pertumbuhaan yang tinggi, berpotensi untuk meningkatkan hasil perbanyakan
menggunakan bioreactor, dan untuk memproduksi benih sintetik. Perkembangan
embrio somatik sebagian besar dipengaruhi oleh zat pengatur tumbuh (ZPT),
sumber eksplan, sumber nitrogen dan karbon. Auksin mempunyai peran penting
untuk menginduksi kalus dimana 2,4-D merupakan auksin yang paling banyak
digunakan dalam perbanyakan tanaman secara in-vitro. Tujuan dari penellitian ini
adalah untuk menemukan metode mikropropagasi yang cepat untuk tebu varietas
unggul NXI 1-3 melalui embriogenesis somatik.
Percobaan dilakukan di Laboratorium Divisi Biologi Molekuler dan
Bioteknologi, CDAST Universitas Jember dari September 2014 hingga Februari
2015. Gulungan daun diisolasi dari tanaman tebu yang sehat dan berumur 6 bulan
yang berasal dari lapang kemudia ditumbuhkan pada media MS (IK1, IK2, IK3)
yang mengandung 2,4-D (0,3, dan 4 ppm) dengan Casein Hydrolisate (300 ppm)
untuk menginduksi kalus embriogenik. Kalus embriogenik kemudian
diproliferasikan di media MS (PK1, PK2, PK3) yang mengandung 2,4-D (0, 1.5, 2
ppm) dengan Casein Hydrolisate (300 ppm) dan L-Proline (560 ppm), kemudian
diregenerasikan pada media MS (RK1, RK2, RK3, RK4, RK5) dengan atau tanpa
Casein Hydrolisate (300 ppm) dan L-Glutamine (100 ppm). Percobaan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor (perbedaan level zat
pengatur tumbuh) dilanjutkan dengan uji berjarak Duncan (DMRT) level 5% pada
tahap induksi kalus dan kontras orthogonal pada tahap regenerasi kalus.
Hasil uji DMRT menunjukkan bahwa media IK1 (kontrol) tanpa adanya
penambahan ZPT sangat berbeda nyata terhadap media dengan penambahan ZPT
(media IK2 dan IK3) pada parameter waktu induksi kalus dan presentase kalus
yang terbentuk. Penambahan auksin dalam percobaan ini yaitu 4 ppm 2,4-D
(media IK3), memberikan hasil terbaik diikuti dengan pemberian 3 ppm 2,4-D
(media IK2).
Embrio somatik terbentuk pada tahap proliferasi kalus. Inkubasi kalus
embriogenik pada perlakuan media proliferasi kalus setelah 2 minggu
menunjukkan kemunculan tahapan-tahapan embrio somatik hanya pada media
PK2 dan PK3. Sedangkan media PK1 menghasilkan kalus yang kecokelatan.
Sementara itu, hasil uji kontras orthogonal menunjukkan bahwa penambahan
asam amino L-Glutamin dan Casein Hydrolisate memberikan respon yang lebih
baik untuk regenerasi planlet.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]