Show simple item record

dc.contributor.authorSutan Budi Utomo
dc.date.accessioned2013-12-09T04:21:25Z
dc.date.available2013-12-09T04:21:25Z
dc.date.issued2013-12-09
dc.identifier.nimNIM071510101108
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6655
dc.description.abstractTanaman kopi tidak menghendaki penyinaran dengan intensitas cahaya tinggi (100%), akan tetapi intensitas cahaya yang dikehendaki sekitar 60%-80% dengan temperatur udara 20-25 0 C. Pengaruh intensitas cahaya yang terlalu tinggi menyebabkan kenaikan suhu disekitar tanaman terutama dipermukaan daun kopi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan dua pohon penaung yang berbeda terhadap dinamika suhu siang malam dan proses fotorespirasi tanaman kopi robusta (Coffea conephora). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengukuran terhadap intensitas cahaya, suhu maksimum-minimum, fotosintesis, kandungan klorofil, daya hantar stomata, produk fotorespirasi dan data hasil panen. Hasil penelitian menunjukkan tanaman kopi robusta yang dinaungi sengon memperoleh intensitas cahaya sebesar 46,50 %, sedangkan yang di naungi lamtoro sebesar 82,58%, s uhu udara mksimum siang hari dibawah naungan lamtoro lebih tinggi yaitu 29,2 °C dari pada suhu dibawah naungan sengon yaitu 28,1 °C, laju fotositesis pada tanamn kopi dibawah naungan sengon menunjukkan lebih baik dari pada naungan lamtoro yaitu 0,756 µmol/m /s pada naungan sengon dan 0,533 µ/m 2 /s naungan lamtoro, kandungan klorofil daun tanaman kopi dibawah naungan lamtoro lebih tinggi dibandingkan dengan kandungn klorofil dibawah naungan sengon yaitu 59,16µ/m 2 dibawah naungn lamtoro dan 56,69µ/m 2 dibawah naungn sengon, nilai daya hantar stomata pada tanaman kopi dibawah naungan lamtoro lebih tinggi yaitu 228,96 µmol/m2/s sedangkan nilai daya hantar stomata tanaman kopi dibawah naungan sengon lebih rendah yaitu 80,08 µmol/m2/s, kandungan glysin tanaman kopi dibawah penaung lamtoro (4,99 ppm) lebih tinggi nilainya dari pada kandungan glysin di bawah naungan sengon (4,37 ppm), dan produksi kopi dibawah pohon penaung sengon lebih tinggi dari pada produksi kopi dibawah naungan lamtoro yaitu 1109,1 kg/ha dan produksi kopi dibawah penaung lamtoro yaitu 919,4 kg/ha.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071510101108;
dc.subjectsuhu udara siang-malam, fotorespirasi fase generatif, kopi robusta, agroforestryen_US
dc.titleDinamika suhu udara siang-malam terhadap fotorespirasi fase generatif kopi robusta dibawah naungan yang berbeda pada sistem agroforestryen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record