dc.description.abstract | Kedelai yang ditanam pada MK-I akan lebih mudah terserang oleh hama,
karena pada musim tersebut kelembaban dan suhu lingkungan masih tinggi,
sehingga dapat menjadi faktor pendukung bagi perkembangan hama. Tanaman
yang terserang hama akan memanfaatkan sebagian energi berupa ATP (Adenosin
Tri Phospat) dari hasil proses respirasi untuk mengaktifkan kembali serta
meningkatkan kandungan senyawa fenol. Sehingga kebutuhan energi akan
meningkat ketika tanaman terserang oleh hama. Asosiasi bakteri Synechococcus
sp. merupakan salah satu langkah untuk membantu meningkatkan ketahanan bagi
tanaman kedelai. Hal ini disebabkan bakteri tersebut mampu melakukan fiksasi
Nitrogen dan memberikan sumbangan senyawa organik misalnya auksin, sehingga
tanaman mampu tumbuh optimum. Dengan demikian, tanaman yang diasosiasikan
dengan bakteri Synechococcus sp. akan mengalami peningkatan proses
metabolisme. Peningkatan dan pengaktifan senyawa fenol merupakan salah satu
bentuk peningkatan metabolisme tanaman melalui proses fosforilasi oksidatif.
Sehingga tanaman memiliki ketahanan terhadap serangan hama.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari tingkat ketahanan tiga
varietas kedelai yang diasosiasi dengan bakteri fotosintetik Synechococcus sp.
terhadap serangan hama utama pada musim tanam MK-I. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberi pengetahuan tambahan mengenai pengaruh asosiasi
tanaman kedelai dengan bakteri fotosintetik Synechococcus sp. terhadap karakter
morfologi dan biokimiawi tanaman kedelai sebagai alat untuk meningkatkan
ketahanan terhadap serangan hama.
Penelitian ini dilaksanakan di Agrotechno Park, Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan Dasar Fakultas Pertanian, Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember mulai bulan Juli
sampai Oktober 2010. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
benih kedelai varietas Baluran, Galunggung dan Surya serta Bakteri Fotosintetik
Synechococcus sp.. Penelitian dilaksanakan dengan 2 perlakuan yaitu perlakuan
tanpa aplikasi bakteri (Kontrol) dan perlakuan aplikasi bakteri, dimana masingmasing
perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter pengamatan meliputi
Kandungan fenol total (mg/g), Kerapatan Trikoma (jumlah/cm
), Intesitas
Kerusakan (%), Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Daun, Rerata Populasi Hama
Utama, Luas Daun Total (cm
2
), Laju Fotosintesis, Kandungan Klorofil Daun
(µmol/m
2
), Berat Kering Tanaman (g), Temperatur Udara (°C) dan Kelembaban
udara (%). Setiap nilai rerata yang diperoleh dihitung standart deviasinya.
6
2
Asosiasi tanaman kedelai (Glycine max L. Merril) dengan bakteri
fotosintetik Synechococcus sp. mampu meningkatkan ketahanan terhadap
serangan hama tanaman kedelai varietas Galunggung, tetapi tidak pada varietas
Baluran dan Surya. Peningkatan ketahanan tersebut juga didukung dengan
peningkatan kandungan fenol yang mencapai 2,50 mg/g, serta kerapatan trikoma
yang tinggi yaitu sebesar 338,46 per cm | en_US |