Optimasi Polimer Hidroksipropil Metilselulosa K-4M Dan Polivinilpirolidon K- 30 Pada Sediaan Patch Dispersi Padat Meloksikam:
Abstract
Meloksikam merupakan obat golongan Non Steroidal Anti-inflamantory Drug
(NSAID) dari kelas asam enolat yang lebih poten menghambat enzim
siklooksigenase-2 (COX-2) dibandingkan siklooksigenase-1 (COX-1) dan berperan
penting dalam proses penurunan sintesis prostaglandin. Meloksikam digunakan
dengan rute peroral dalam pengobatan rheumatoid arthritis (RA), osteoarthritis, nyeri
pinggang dan berbagai penyakit sendi lainnya. Dosis peroral meloksikam sebesar 7,5-
15 mg/hari. Efek samping meloksikam dengan rute peroral yaitu tukak lambung,
dispepsia, mual dan muntah. Efek samping penggunaan secara peroral tersebut dapat
dihindari dengan diberikan meloksikam dengan rute transdermal.
Rute pemberian obat secara transdermal merupakan rute pemberian obat
melalui kulit hingga obat masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Rute pemberian secara
transdermal memiliki keuntungan diantaranya, menghindari kontak langsung dengan
mukosa lambung, dapat memperoleh konsentrasi obat terlokalisir pada tempat
kerjanya, meningkatkan kepatuhan pasien dan meminimalkan efek samping
overdosis. Salah satu contoh sediaan transdermal yaitu patch.
Salah satu komponen penting dalam sediaan transdermal patch adalah polimer.
Polimer berfungsi untuk mengontrol kecepatan pelepasan obat dari sediaan. Polimer
yang digunakan sebagai pembawa ada dua jenis, yaitu polimer hidrofilik dan polimer
hidrofobik. Polimer hidrofilik dan hidrofobik yang dipilih pada penelitian ini yaitu
hidroksipropil metilselulosa (HPMC) K-4M, polivinilpirolidon (PVP) K-30 dan etil
selulosa (EC) N-22. Digunakan kombinasi kedua polimer tersebut agar diperoleh
pelepasan obat yang lebih efektif.
Meloksikam tidak larut dalam air, sedikit larut dalam aseton, sangat sedikit
larut dalam alkohol dan metil alkohol. Berdasarkan Biopharmaceutical Classification
System (BCS) meloksikam digolongkan ke dalam obat kelas II yakni memiliki
kelarutan yang rendah tetapi memiliki permeabilitas yang tinggi, sehingga diperlukan
suatu strategi untuk meningkatkan kelarutan meloksikam agar dapat memperbaiki
profil pelepasannya. Strategi yang dipilih yaitu dibuat meloksikam dalam bentuk
dispersi padat. Dispersi padat merupakan metode yang digunakan untuk
meningkatkan kelarutan bahan aktif obat dengan menggunakan bahan pembawa yang
bersifat hidrofilik.
Penelitian ini akan dilakukan penentuan optimasi komposisi terbaik dari
kombinasi polimer HPMC K-4M dan PVP K-30 terhadap kemampuan kecepatan
pelepasan dan % moisture content sediaan transdermal patch menggunakan bahan
aktif meloksikam 1,5 % b/b yang diformulasi dalam bentuk dispersi padat dengan
rancangan formula Simplex Lattice Design. Evaluasi sediaan transdermal patch
meloksikam yang lainnya antara lain : pengujian organoleptis, bobot, ketebalan,
FTIR, ketahanan lipat, pH permukaan dan % kadar meloksikam dalam sediaan patch.
Hasil pengujian laju pelepasan menunjukkan bahwa flux F1>F2>F3 dengan
nilai berturut-turut sebesar 46,918 μg/cm2.menit1/2; 40,198 μg/cm2.menit1/2 dan
19,237 μg/cm2.menit1/2. HMPC K-4M merupakan polimer yang berpengaruh dalam
meningkatkan nilai flux sediaan patch. Hasil pengujian % moisture content
menunjukkan bahwa nilai % moisture content F3>F2>F1 dengan nilai berturut-turut
sebesar 8,820 %; 6,260 % dan 4,640 %. HPMC K-4M merupakan polimer yang
berpengaruh untuk menurunkan nilai % moisture content sediaan patch. Hasil
penentuan formula optimum dengan menggunakan software Design Expert trial versi
9.0.4.1 menunjukkan terdapat satu titik optimum yang memenuhi persyaratan respon
yang diinginkan yaitu formula dengan jumlah HPMC K-4M sebesar 13,612 % dan
PVP sebesar 0 %.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1490]