Show simple item record

dc.contributor.advisorSuratno
dc.contributor.advisorPujiastuti
dc.contributor.authorAmalah, Khoirul
dc.date.accessioned2015-12-03T08:47:11Z
dc.date.available2015-12-03T08:47:11Z
dc.date.issued2015-12-03
dc.identifier.nim110210103030
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66267
dc.description.abstractPemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, salah satunya melalui penyempurnaan kurikulum yaitu kurikulum 2013. Proses pembelajaran IPA yang dianut oleh kurikulum 2013 dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik, yaitu model Problem Based Learning (PBL). PBL adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah sebagai titik acuan atau fokus untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah, materi, dan pengaturan diri. Pada pelajaran IPA Biologi, selain pemahaman konsep juga ditekankan pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah. Salah satu kemampuan berpikir yang perlu dikembangkan adalah kemampuan berpikir kritis. Tahapan pertama dalam PBL adalah mengorientasikan siswa pada masalah. Masalah yang diajukan masih mengacu pada materi, sehingga belum mampu mengajak siswa untuk menelaah nilai-nilai dalam sains. Oleh karena itu perlu metode pembelajaran yang dapat melengkapinya. Value Clarification Technique (VCT) adalah metode pembelajaran nilai di mana peserta didik akan dilatih untuk menemukan, memilih, menganalisis, memustuskan, mengambil sikap sendiri nilai-nilai hidup yang ingin diperjuangkannya. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang berjudul pengaruh pembelajaran IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) dan Value Clarification Technique (VCT) terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pengaruh pembelajaran IPA berbasis PBL dan VCT dibandingkan konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa; 2) pengaruh pembelajaran IPA berbasis PBL dan VCT dibandingkan konvensional terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem ekskresi di SMP Negeri 3 Jember. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai inovasi pembelajaran yang tepat pada materi sistem ekskresi. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII sejumlah 270 anak di SMP Negeri 3 Jember tahun pelajaran 2014/2015. Sampel penelitian ini adalah dua kelas yang ditentukan melalui uji homogenitas nilai ulangan harian (UH) pada BAB 5 sistem pencernaan. Desain penelitian ini adalah dua kelas secara random. Penilaian kognitif siswa melalui ix pretest dan posttest. Penilaian kemampuan berpikir kritis siswa melalui lembar kerja siswa (LKS), dan observasi selama pembelajaran berlansung untuk menilai hasil belajar afektif dan psikomotor siswa. Penelitian menerapkan dua kegiatan pembelajaran, kelas eksperimen menggunakan pembelajaran IPA berbasis PBL dan VCT sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini adalah: 1) pembelajaran IPA berbasis PBL dan VCT dibandingkan konvensional berbeda secara signifikan (p=0,035) terhadap kemampuan berpikir kritis. Rerata kelas kontrol sebesar 2,89 (±0,18) dan kelas eksperimen sebesar 3,08 (± 0,12); 2) pembelajaran IPA berbasis PBL dan VCT dibandingkan konvensional berpengaruh secara tidak signifikan (p=0,967) terhadap hasil belajar kognitif. Rerata nilai kelas kontrol sebesar 82,59 ± 7,13 dan kelas eksperimen sebesar 83,69 ± 6,46. Pembelajaran IPA berbasis PBL dan VCT dibandingkan konvensional berbeda secara signifikan (p=0,045) terhadap hasil belajar afektif. Rerata kelas kontrol sebesar 2,76 (±0,30) dan kelas eksperimen sebesar 3,28 (±0,33). Pembelajaran IPA berbasis PBL dan VCT dibandingkan konvensional berbeda secara signifikan (p=0,029) terhadap hasil belajar psikomotor. Rerata kelas kontrol sebesar 2,85 (± 0,16) dan kelas eksperimen sebesar 3,26 (± 0,19) dari skala 4. Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran IPA berbasis PBL dan VCT berbeda secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis, hasil belajar afektif dan psikomotor, serta berpengaruh secara tidak signifikan terhadap hasil belajar kognitif. Saran yang diberikan adalah hendaknya nilai afektif siswa diukur terlebih dahulu, agar peneliti yakin bahwa nilai afektif siswa pada kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian telah homogen sejak awal. Selain itu, pemilihan masalah yang digunakan dalam pembelajaran PBL harus lebih komplek dan mampu menarik rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectProblem Based Learning (PBL)en_US
dc.titlePengaruh Pembelajaran IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) dan Value Clarification Technique (VCT) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa (Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2014/2015):en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record