Show simple item record

dc.contributor.advisorHaryadi., Nanang Tri
dc.contributor.advisorMajid, Abdul
dc.contributor.authorWahyudi, Rachman
dc.date.accessioned2015-12-03T08:33:25Z
dc.date.available2015-12-03T08:33:25Z
dc.date.issued2015-12-03
dc.identifier.nim081510501172
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66257
dc.description.abstractB.tabaci atau kutu kebul adalah serangga hama yang menyerang berbagai tanaman pangan, tanaman hias, sayuran maupun buah – buahan, seperti tanaman tomat, cabai, tembakau, dan kedelai. Galina and Henryk (1997) juga mengatakan pada populasi tinggi B.tabaci pada tanaman kedelai menyebabkan bercak klorosis pada daun yang berakibat daun keriput dan tanaman kedelai menjadi kerdil, terlebih B.tabaci juga berperan sebagai vektor pembawa virus tanaman dari genus Gemini Virus. Sudiono et al., (2005) mengatakan bahwa serangan virus gemini pada pertanaman cabai di daerah Segunung, Bogor mencapai 100%. Pemanfaatan Agens hayati merupakan kebijakan pengendalian ramah lingkungan untuk menekan dampak negatif dari pestisida, adalah cendawan Paecilomyces fumosoroseus dan Nematoda Patogen Serangga yang telah terbukti mampu mengendalikan Bemisia tabaci hingga 90%, sehingga berpotensi untuk dilakukan kombinasi untuk pengendalian B.tabaci. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan tunggal atau perlakuan kombinasi yang paling tepat antara cendawan PFR dan NPS (Steinenrnema sp.) serta virulensi masing-masing perlakuan terhadap B.tabaci. Metode yang dilakukan yaitu peremajaan P. fumosoroseus dan NPS, pemanenan suspensi, aplikasi, serta pengamatan mortalitas, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), masing-masing 30 nimfa B.tabaci per daun dan 3 ulangan. Susunan perlakuan meliputi uji isolat tunggal cendawan P. fumosoroseus dan NPS serta uji kombinasi antara keduanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tunggal menggunakan isolat NPS memiliki mortalitas berbeda nyata dan merupakan perlakuan terbaik karena kemampuan menginfeksi yang cepat serta memiliki data mortalitas paling tinggi yaitu 15,56% pada jam ke-72 (3 hsa) dan 67,78% pada jam ke-168 (7 hsa). Teknik aplikasi yang digunakan sebaiknya dengan cara semprot dan dilakukan pada sore hari untuk menghindari suhu dari matahari secara langsung karena akan mempercepat penguapan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectHama Kutukebulen_US
dc.subjectPaecilomyces Fumosoroseusen_US
dc.subjectNematoda Patogenen_US
dc.titleAPLIKASI KOMBINASI AGENS HAYATI CENDAWAN Paecilomyces fumosoroseus DAN NEMATODA PATOGEN SERANGGA UNTUK MENGENDALIKAN HAMA KUTUKEBUL (Bemisia tabaci)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record