INVENTARISASI DAN UJI KEMAMPUAN PELARUTAN KALIUM OLEH MIKROBA PELARUT KALIUM DARI RHIZOSFER TANAMAN TEBU (Saccharum Officinarum)
Abstract
Kalium merupakan salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan oleh
tanaman dalam jumlah melebihi kebutuhan tanaman akan hara forsfor. Bagi
tanaman tebu, kalium berfungsi dalam menentukan panjang batang tebu yang
dapat digiling dan jumlah batang anakan. Kalium juga berperan penting dalam
proses sintesis dan translokasi sukrosa dari daun ke jaringan simpanan sukrosa di
batang tebu. Pemasokan unsur hara bagi tanaman paling utama melalui tanah.
Jumlah kalium dalam tanah cukup banyak sekitar 2,3% dari kerak bumi yang
terdiri dari 90% - 98% dalam bentuk mineral dan 2%- 10% tersedia bagi tanaman.
Pelarutan kalium salah satunya dilakukan oleh mikroba yang berada pada daerah
perakaran tanaman. Kemampuan mikroba dalam melarutkan mineral tanah
berbeda-beda. Mikroba dengan kemampuan pelarutan yang tinggi mampu
melarutkan kalium yang terikat pada mineral.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi mikroba pelarut
kalium dari rhizosfer tanaman tebu dan untuk mengetahui kemampuannya dalam
melarutkan berbagai mineral pembawa kalium.
Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan Desember 2014 sampai Bulan
Maret 2015. Pengambilan contoh tanah dilakukan di Daerah Semboro, Pradjekan
dan Asembagus dengan masing-masing lima titik pengambilan contoh. Analisis
kimia dilakukan berdasarkan daerah pengambilan contoh berupa pH tanah, kalium
total dan kalium dapat ditukar. Mikroba diisolasi pada media aleksandrov agar
berdasarkan titik pengambilan contoh. Mikroba yang tumbuh dan mampu membentuk zona bening dianggap sebagai mikroba pelarut kalium. Masingmasing
satu mikroba yang dianggap unggul diuji kemampuannya pada media
aleksandrov agar dengan berbagai sumber kalium (K2HPO4, Feldspar Jepara,
Trakhit Barru, Leusit Pati dan Leusit Situbondo). Pengamatan pada media
aleksandrov agar berupa perhitungan diameter mikroba dan diameter zona bening yang terbentuk. Perbandingan kedua diameter tersebut merupakan rumus
perhitungan dari Indeks Pelarutan (IP). Selain itu mikroba terpilih juga diuji pada
media aleksandrov cair dengan berbagai sumber kalium untuk dilihat
kemampuannya berupa hasil Kalium Dapat Ditukar (K-dd). Hasil indeks pelarutan
dan kalium dapat ditukar dihubungkan menggunakan analisis korelasi. Mikroba
yang memiliki indeks pelarutan tertinggi dikoleksi di Laboratorium Biologi
Tanah. Analisis kalium total dan kalium dapat ditukar dilakukan menggunakan
alat AAS.
Hasil penelitian ini adalah terdapat lima belas jenis mikroba berdasarkan
titik pengambilan contoh yang diuji pada media aleksandrov agar dan cair dengan
berbagai sumber kalium. Hasil perhitungan indeks pelarutan menunjukkan bahwa
lima belas mikroba memiliki kemampuan yang searah dalam melarutkan berbagai
sumber kalium. Masing-masing dua mikroba berdasarkan daerah pengambilan contoh dengan IP tertinggi dijadikan koleksi Laboratorium, yakni mikroba A1a,
A4b, P1b, P2b, S2a dan S4b. Lima belas mikroba terpilih awal juga diuji pada
media aleksandrov cair. Media aleksandrov cair tersebut dianalisis untuk diketahui
nilai kalium dapat ditukar (K-dd). Nilai IP dan K-dd menunjukkan hubungan yang
lemah pada setiap perlakuan sumber kalium. Pada media aleksandrov cair dengan
sumber kalium Feldspar Jepara, mikroba S3b memiliki K-dd tertinggi yakni 12,25
ppm. Pada media aleksandrov cair dengan sumber kalium Feldspar Jepara,
mikroba S3b memiliki K-dd tertinggi yakni 12,25 ppm. Sedangkan pada media
aleksandrov cair dengan sumber kalium Trakhit Barru, Leusit Pati dan Leusit
Situbondo secara berturut-turut adalah mikroba P5a, A3a dan S3b, yakni 6.34 ppm, 18,17 ppm dan 4,59 ppm.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]