INDUKSI SOMATIC EMBRYOGENESIS SECARA LANGSUNG DENGAN MODIFIKASI BAP DAN IAA PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabaccum L) VARIETAS H-382
Abstract
Tembakau merupakan tanaman musiman yang tergolong sebagai tanaman perkebunan. Tembakau yang dikenal sebagai bahan baku pembuatan rokok memiliki kegunaan yang sangat banyak. Selain digunakan sebagai bahan baku rokok, tembakau juga digunakan sebagai susur dalam bahasa Jawa atau dikunyah oleh ibu-ibu dipedesaan. Manfaat tembakau diantaranya sebagai antioksidan karena mengandung polifenol, yaitu chlorogenik yang dapat menangkal radikal bebas.
Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui konsentrasi BAP, IAA dan kombinasinya yang optimal untuk perbanyakan tembakau varietas H382 melalui jalur somatik embriogenesis secara langsung dan menghasilkan planlet tembakau varietas H382 yang seragam. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dari itu dilaksanakan penelitian ini di laboratorium Kultur Jaringan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jember, mulai tanggal 01 Januari sampai dengan 30 juni 2015.
Penelitian ini menggunakan tembakau varietas H382 dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 (dua) faktor. Faktor pertama yaitu konsentrasi BAP (B) terdiri dari 4 (empat) level, yaitu B0 (tanpa pemberian BAP/ konrtol 0 ppm), B1 ( konsentrasi BAP 2,0 ppm), B2 (konsentrasi BAP 2,5 ppm), dan B3 (konsentrasi BAP 3 ppm). Faktor kedua yaitu konsentrasi IAA (I) terdiri dari 4 (empat) level yaitu I0 (tanpa konsentrasi IAA/ kontrol 0 ppm), I1 (konsentrasi IAA 0,1 ppm), I2 (konsentrasi IAA 0,2 ppm), dan I3 (konsentrasi IAA 0,3 ppm). Percobaan ini disusun secara faktorial yang diulang sebanyak 4 (empat) kali. Data dianalisis dengan Anova apabila terdapat perbedaan yang nyata diantara perlakuan maka dilanjutkan dengan menggunakan uji jarak berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: perlakuan kombinasi antara konsentrasi BAP 3,0 ppm dan konsentrasi IAA 0,2 ppm (B3I2) dapat memicu pertumbuhan eksplan daun tembakau ditunjukkan dengan parameter jumlah tunas tertinggi dengan rerata 5,5; tinggi tunas tertinggi dengan rerata 5,00; jumlah daun tertinggi dengan rerata 22,50; dan panjang akar tertinggi dengan rerata 9,01 dibandingkan dengan perlakuan yang lain.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]