PENGARUH KONSENTRASI IBA (Indole Butyric Acid) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABE JAWA (Piper retrofactum Vahl.) DARI TIGA DAERAH PRODUKSI
Abstract
Perkembangbiakan tanaman cabe jawa dapat dilakukan secara vegetatif
maupun generatif. Perkembangbiakan secara generatif biasanya dilakukan untuk
kegiatan pemuliaan tanaman, sedangkan perbanyakan tanaman cabe jawa sendiri
banyak dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan cara stek. Cara stek
digunakan karena untuk mempertahankan sifat asli dari induknya dan presentase
keberhasilan tinggi. Keberhasilan suatu penyetekan dapat dinyatakan dengan
tumbuhnya akar dari batang hal tersebut diipengaruhi oleh adanya hormon auksin,
hormon ini banyak ditemukan pada akar, ujung batang, dan bunga yang sebagai
pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang ujung
meristem sehingga dapat digunakan untuk memacu kecepatan pertumbuhan
tanaman pada budidaya yang dilakukan secara intensif. Proses pembentukan akar
dapat dipercepat dan ditingkatkan kualitasnya dengan cara pemberian zat pengatur
tumbuh. Salah satu zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk merangsang
pertumbuhan akar pada stek adalah golongan auksin. Berdasarkan pengalaman
kelompok auksin yang baik untuk perakaran adalah dari kelompok IBA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh; (1) interaksi
konsentrasi IBA dan tiga daerah produksi cabe jawa terhadap pertumbuhan bibit
cabe jawa, (2) konsentrasi IBA terhadap pertumbuhan cabe jawa, dan (3) daerah
cabe jawa terhadap pertumbuhan cabe jawa.
Penelitian dilaksanakan di Desa Tegal Gede, Kecamatan Sumbersari,
Kabupaten Jember dimulai pada bulan November 2014 sampai dengan Januari
2015. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK)
faktorial dengan 2 faktor dan diulang tiga kali. Faktor pertama adalah konsentrasi
IBA dengan konsentrasi 0 mg/L, 12,5 mg/L, 25 mg/L, 37,5 mg/L, dan faktor
kedua adalah daerah cabe jawa dengan daerah Madura, daerah Jember, daerah Lamongan. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis statistik dengan
menggunakan analisis ragam. Apabila terdapat perbedaan diantara kedua
perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda (Uji Duncan) pada taraf
5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: interaksi antara konsentrasi IBA
(T) dan daerah cabe jawa (S) tidak memberikan pengaruh pada seluruh parameter.
Pada faktor konsentrasi IBA (T) memberikan pengaruh berbeda nyata pada
parameter volume akar, berat basah akar, dan pengaruh tidak nyata pada
parameter yang lainnya. Sedangkan pada perlakuan daerah cabe jawa (S)
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada parameter volume akar, berbeda
nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah akar, dan pengaruh
tidak nyata pada parameter yang lainnya.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]